"Sekuat apapun pemerintah, kalau menangani Covid-19 sendiri dan warga tidak ada rasa memperbaiki atau menjaga protokol kesehatan, maka yang kita perbaiki ini akan sia-sia," harapnya.
Dalam dialog tersebut, perwakilan warga setempat juga menyampaikan keinginannya kepada Pemkot Surabaya agar wisata Hutan Kota Pakal bisa segera dibuka. Mereka berharap wisata Hutan Kota Pakal dapat dibuka untuk mendukung perekonomian warga sekitar.
Menanggapi hal tersebut, Cak Eri menyatakan kesiapannya membuka wisata Hutan Kota Pakal. Namun dengan catatan, warga juga berkomitmen menjaga protokol kesehatan sesuai SOP yang akan diterapkan. Dia mengaku bahwa Forkopimda Surabaya telah bertekad akan kembali membuka perekonomian di Surabaya, tapi dengan SOP protokol kesehatan yang ketat.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Yuniarto Herlambang menjelaskan bahwa dari total lahan seluas 11 hektare yang ditanam padi, hari ini yang dipanen sekitar 2 hektare. Untuk setiap 1 hektare yang dipanen itu menghasilkan Gabah Kering Panen (GKP) sekitar 7,312 ton.
"Jadi kalau hari ini yang dipanen 2 hektare, maka GKP-nya dikali dua, atau sekitar 14,624 ton," kata Herlambang.
Namun demikian, Herlambang menyebut, hasil GKP ini beratnya kemudian akan menyusut. Dari hasil panen 7,312 ton pada 1 hektare lahan, beratnya dapat menyusut menjadi 6,288 ton Gabah Kering Giling (GKG). Nah, ketika sudah melalui proses GKG, berat beras akan turun menjadi 3,961 ton dari hasil panen 7,312 ton pada 1 hektare lahan.
"Untuk bibit padi yang ditanam ini merupakan Varietas Ciherang, bantuan dari kami DKPP Surabaya. Selain bantuan bibit dan pupuk, kita juga memberikan bimbingan dan pendampingan kepada kelompok-kelompok tani di Surabaya," pungkasnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News