PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pamekasan mendatangi Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) di Jalan Slamet Riadi No. 2 Pamekasan, Rabu (10/03/21).
Mereka mempertanyakan pendistribusian pupuk bersubsidi kepada petani oleh kios di Bumi Gerbang Salam selama tahun 2020. Sebab, ada indikasi pupuk bersubsidi itu dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) atau harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Baca Juga: Kolaborasi dengan UTM, Pemkab Pamekasan Launching Produk Program Matching Fund 2024
Menyikapi ini, GMNI mendesak Kepala DKPP Pamekasan menggunakan nota penjualan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi di tahun 2021 ini.
"Pemkab melalui DKPP Pamekasan agar segera menginstruksikan semua pelaku kios pupuk bersubsidi untuk menggunakan nota penjualan kepada petani sebagai bentuk pengawasan, transparansi, dan mengantisipasi terjadinya penjualan di atas harga yang telah ditetapkan," tegas Baika Barok, Ketua GMNI Cabang Pamekasan.
Ia juga meminta DKPP Pamekasan sebagai leading sector pendistribusian pupuk segera mengevaluasi kinerja pengawas dan kios-kios pendistribusian pupuk. Ia juga mendesak DKPP segera merealisasikan secara maksimal program kartu tani.
Baca Juga: Laporan soal Kades di Malang Tak Netral Ditolak, Tim Paslon Gus Banding ke Bawaslu dan DKPP Jatim
"Temuan kami di bawah, ada petani yang telah memiliki kartu tani, tapi masih mendapat harga di atas HET," paparnya.
Sementara Kepala DKPP Pamekasan, Ajib Abdullah yang menemui massa demo menyampaikan, penggunaan nota penjualan dalam distribusi pupuk subsidi merupakan kewenangan kios.
"Yang berkewenangan mengeluarkan nota itu kios. Kalau saya yang menyetujui atas solusi itu dan kios tidak mengeluarkan, maka nanti saya yang salah. Jadi yang berhak mengeluarkan nota itu kios bukan dinas di aturannya, memang kios yang harus mengeluarkan nota pada saat ada pembelian," papar mantan Kadishub Pamekasan.
Baca Juga: GMNI Dukung Rencana Pembentukan Zaken Kabinet Pemerintahan Prabowo
Aksi demo itu sempat diwarnai saling dorong antara mahasiswa dengan aparat kepolisian setempat. (yen/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News