Toleransi Nyepi, Sebuah Desa di Blitar Matikan Pengeras Suara Azan

Toleransi Nyepi, Sebuah Desa di Blitar Matikan Pengeras Suara Azan Satu-satunya Pura di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Toleransi beragama di Desa Pasirharjo sudah tertanam sejak lama.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Meski bukan menjadi agama mayoritas, umat Hindu di , Kecamatan Talun, Kabupaten dapat melaksanakan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1943 dengan tenang dan damai, Minggu (14/3/2021).

Sejak pagi, suasana sepi sudah nampak di desa tersebut. Tidak ada kegiatan yang berpotensi menganggu kekhusukan umat Hindu dalam menjalankan ibadah. Warga juga memasang spanduk bertuliskan 'Selamat ' di sejumlah titik desa.

Baca Juga: Penerima Bantuan di Gandusari Blitar Sesalkan Penyaluran yang Dilaporkan ke Bawaslu

Kepala Chusana, mengatakan kesadaran masyarakat untuk saling menghormati antar umat beragama sudah tertanam sejak lama. Untuk menghormati umat Hindu, mereka bahkan mematikan pengeras suara saat azan.

"Ini sudah berjalan lama. Toleransi warga di sini memang sangat tinggi. Jadi selama perayaan Nyepi para muadzin di masjid dan mushola menyerukan azan tanpa menggunakan pengeras suara," ungkap Chusana.

Hubungan umat beragama di , menurut dia, bisa berjalan baik dan harmonis. Selain menanggalkan pengeras suara, kata Chusana, umat non-Hindu juga turut menjaga keamanan Pura dan permukiman warga Hindu.

Baca Juga: Satu Orang Tewas Tertimpa Pohon Tumbang Akibat Hujan dan Angin Kencang di Blitar

"Kami ingin keharmonisan dan kerukunan antar umat beragama di Pasirharjo bisa terus berjalan baik," imbuhnya.

Dia menjelaskan, dari 3.825 ribu jumlah penduduk di Desa Pasiharjo, 1.129 Kepala Keluarga atau 3.415 warga menganut agam Islam. Sedangkan penganut Agama Hindu ada 410 Warga yang tersebar di 153 KK, dengan fasilitas peribadatan satu Pura.

"Harapan kami kerukunan umat beragama terus terjaga, sebab selama ini pluralisme beragama di tumbuh dan berkembang dengan baik," ujar Chusana.

Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Pemeran Sekaligus Penyebar Konten Porno di Blitar

Terpisah, tokoh muslim KH. Mochtar Ali, mengatakan toleransi ini sudah terjaga sejak lama dan selalu berjalan dengan selaras.

"Walaupun warga muslim lebih banyak, namun demikian kami selalu menghormati saat saudara kita warga Hindu sedang merayakan hari besarnya, seperti Nyepi saat ini. Sampai besok subuh, azan tidak boleh pakai pengeras suara, selain kita bantu menjaga ketertiban lingkungan, agar perayaan Nyepi bisa berjalan dengan khitmad," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Melihat Ritual Tawur Agung Kesanga yang Digelar Umat Hindu di Bajulan Nganjuk':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO