KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menolak kebijakan impor beras, giliran Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana juga menolak kebijakan pemerintah pusat untuk melakukan impor beras sebesar 1 juta ton di tahun ini.
Sikap penolakan itu diambil bukanlah tanpa sebab, tapi karena tingkat ketersediaan beras di Kabupaten Kediri cukup melimpah.
BACA JUGA:
Mas Bup Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri, menjelaskan selain Kabupaten Kediri saat ini tengah memasuki masa panen raya, berdasarkan data tahun 2020 kemarin, Kabupaten Kediri justru mengalami surplus atau pemasukan beras lebih besar daripada pengeluaran.
"Kabupaten Kediri untuk per hari ini tidak membutuhkan impor beras. Karena apa, tahun 2020 kemarin kita surplus di angka 49 ribu ton," ujarnya, Jumat (26/3).
Menurut Mas Bup Dhito, dengan jumlah penduduk 1,6 juta sekian, kebutuhan beras untuk Kabupaten Kediri secara kalkulasi di angka 114 ribu ton. Sekarang pada saat musim panen raya ini, sudah panen di angka 39 ribu ton. Diprediksi sampai akhir bulan April nanti, produksi beras di Kabupaten Kediri mencapai 89 ribu ton.
"Artinya, 89 ribu ton yang akan dipanen pada akhir bulan april nanti kalau dijumlahkan dengan surplus yang ada itu (49 ton) jumlahnya sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Kediri," terangnya.