SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ternyata di kalangan teroris, mati bom bunuh diri menjadi rebutan. “Untuk melakukan aksi bunuh diri itu sampai sekarang masih banyak yang rebutan untuk daftar. Jadi bagi masyarakat nggak usah heran,” kata Ali Imron, mantan teroris bom Bali dan Mojokerto Jawa Timur, dalam wawancara dengan tvOne, Senin (29/3/2021) malam.
“Sampai sekarang masih rebutan untuk daftar,” tambahnya.
Baca Juga: Jelang Ibadah Natal 2024, Polisi Gelar Patroli Obvit dan Cek Pengamanan Gereja di Sidoarjo
Seperti diberitakan, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral adalah sepasang pengantin baru. Mereka baru menikah enam bulan yang lalu.
Kenapa mereka mau berkorban nyawa? Menurut Ali Imron, mereka punya pemahaman bahwa apa yang mereka lakukan adalah jihad. “Dan jihad itu besar sekali pahalanya. Yang kedua, ketika mati adalah mati syahid, mati yang paling mulia,” kata Ali Imron yang mengaku pernah meledakkan bom di Mojokerto Jawa Timur.
Pertanyaannya, kata Ali Imron, apakah aksi seperti itu jihad yang benar atau jihad yang salah? Secara tegas, Ali Imron mengatakan bahwa aksi jihad seperti itu salah. “Nggak bener,” kata mantan teroris yang kini masih mendekam dalam penjara itu.
Baca Juga: Diduga Bunuh Diri, Pria di Kota Malang Tewas Mengenaskan Tertabrak Kereta Api
Menurut dia, aksi bom bunuh diri itu hanyalah mendahulukan hawa nafsu. Karena mereka hanya menakut-nakuti orang yang dianggap musuh. “Kalau kita kaji fiqh jihadnya itu masih jauh, salah,” tegasnya lagi.
Karena itu, menurut Ali Imron, kita harus melakukan sosialisasi agar masyarakat punya pemahaman tentang terorisme. Sehingga masyarakat tidak terpengaruh terhadap jihad yang salah seperti yang dilakukan para teroris. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News