BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com – Safari dakwah Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, M.A. selama dua hari di Banyuwangi sempat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas di Pondok Pesantren Al-Atiq Sido Agung Karetan Purwoharjo Banyuwangi, Jumat (2/4/2021) sore. Kiai Asep dan Bupati Ipuk sama-sama menjadi pembicara dalam acara sarasehan yang digelar pondok pesantren yang diasuh KH. Imam Sibaweh, M.H. (Gus Imam) tersebut.
Dalam pertemuan tak sengaja itu, sejatinya Kiai Asep sudah mau mengakhiri ceramahnya saat Bupati Ipuk datang. “Tugas saya sudah selesai,” kata Kiai Asep yang disambut tawa para kiai dan ibu-ibu Muslimat NU serta para santri Pesantren Al-Atiq.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Namun Bupati Ipuk minta Kiai Asep meneruskan ceramahnya yang saat itu memasuki sesi tanya jawab. Kiai Asep pun melanjutkan menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan para kiai pengasuh pesantren dan ibu-ibu Muslimat NU yang hadir dalam acara tersebut.
Pada akhir ceramahnya Kiai Asep mendoakan Banyuwangi di bawah Bupati Ipuk maju, adil, dan makmur. Para kiai, gus, ibu-ibu Muslimat NU dan para santri langsung kompak mengamini.
Usai berceramah, Kiai Asep pamit meninggalkan lokasi acara. Tiba-tiba Bupati Ipuk minta foto bersama dengan Kiai Asep. Bupati berparas cantik itu bahkan juga menyatakan mau mengundang Kiai Asep Saifuddin Chalim ke Pendopo Kabupaten Banyuwangi.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Kiai Asep merespons positif inisiatif Bupati Ipuk. Kepada BANGSAONLINE.com, kiai miliarder tapi dermawan itu mengatakan sangat menghargai siapa pun yang mengundang. Apalagi seorang bupati. “Kita harus menghormati dan kita harus menghargai,” kata Kiai Asep seusai acara yang selama safari dakwah di Banyuwangi didampingi M Mas’ud Adnan, Komisaris Utama HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com serta Pak Muchtar, wali santri PP Amanatul Ummah.
Kiai Asep memang banyak sekali bertemu pejabat negara. Para pejabat itu adakalanya berkunjung ke Pesantren Amanatul Ummah seperti Presiden Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin. Namun ada kalanya KIai Asep datang ke suatu wilayah untuk acara Pergunu, lalu bertemu pejabat setempat seperti Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Kiai Asep bertemu Gubernur Herman Deru di rumah dinasnya di Mataram.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
Gus Imam mengaku sangat bersyukur Kiai Asep bisa hadir di pondok pesantren yang diasuhnya. “Ini barakah besar. Selain barakah, kita juga bisa menimba ilmu dari Kiai Asep Saifuddin Chalim,” kata Gus Imam.
Ia mengaku sudah lama ingin pondoknya dihadiri Kiai Asep. Setahun lalu, tutur Gus Imam, dirinya sudah mengundang Kiai Asep. Tapi Kiai Asep ke Hongkong. Karena itu ia lalu memberanikan diri datang ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah untuk mengundang kembali.
“Kalau kita sowan ke Kiai Asep selalu dikasih sarung dan uang,” kata Gus Imam yang langsung sambut tawa para kiai dan gus yang hadir.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Acara sarasehan para kiai yang berlangsung di Pesantren Al-Atiq itu berlangsung hidup dan dialogis. Para kiai pengasuh pesantren serta para gus yang hadir tampak sangat antusias melontarkan pernyataan kepada Kiai Asep, teurutama tentang bagaimana cara mengelola pesantren secara profesional sehingga maju dan berkembang pesat dalam waktu singkat seperti Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. Padahal pesantren yang didirikan dan diasuh Kiai Asep itu baru berdiri tahun 2016.
Banyak para kiai yang curhat (curahkan hati) karena pesantren yang diasuhnya tak berkembang. Seorang kiai dari pesantren kawasan Brasan Banyuwangi, misalnya.
“Pesantren yang saya asuh berdiri sejak Indonesia ini belum berdiri, tapi santrinya sampai sekarang hanya sekitar 4.000,” kata kiai tersebut.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Kiai lain juga curhat karena santri yang jumlahnya hanya 100-an orang sulit diajak salat malam. "Sehari dua hari masih mau. Tapi ketika hari keempat dan kelima mulai malas," katanya.
Karena itu mereka penasaran ingin tahu bagaimana strategi mengelola pesantren seperti Amanatul Ummah yang maju pesat bahkan dalam waktu singkat sudah memiliki 12.000 santri.
Menurut Kiai Asep, salah satu rahasianya adalah punya cita-cita tinggi dan berupaya keras untuk mewujudkan cita-cita itu. Yakni menjadikan pondok pesantren Amanatul Ummah sebagai lembaga pendidikan terbaik. “Karena Allah mencintai orang yang punya cita-cita tinggi,” kata Kiai Asep mengutip sebuah Hadits Nabi.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
(Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, M.A. bersama keluarga besar PP Al-Atiq Sido Agung. foto: ist.)
Kiai Asep menuturkan, awalnya banyak yang meragukan. Apalagi Kiai Asep mendirikan pesantren di atas hutan jauh dari pemukiman penduduk. “Saya dulu ditertawakan orang,” kata Kiai Asep yang putra salah satu kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim Luwimunding Jawa Barat.
Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana
Selain punya cita-cita tinggi, menurut Kiai Asep, juga harus rajin salat malam. “Kalau saya salat malam 12 rakaat ditambah tiga rakaat salat witir dua kali salam. Satu jam sebelum salat Subuh,” kata Kiai Asep sembari membeberkan hikmah dan kaifiyah salat malam. Kiai Asep juga mengingatkan bahwa para kiai harus mendoakan para santrinya.
Selain itu, menurut Kiai Asep, juga faktor kelompok yang bersatu. Kerena Allah, tegas Kiai Asep, akan mengabulkan doa kelompok yang bersatu. “Sebenarnya panjenengan ini lebih berhak untuk maju karena sudah punya kelompok, punya jaringan. Tapi harus bersatu. Kalau saya dulu mendirikan pesantren sendirian. Saya hanya satu karena itu bersatu,” kata Kiai Asep yang disambut tawa para kiai dang gus yang yang hadir.
Kiai Asep juga mengaku membuat pamflet atau selebaran sendiri yang ditaruh di berbagai tempat untuk promosi Amanatul Ummah. “Saya buat sendiri,” katanya menunjukkan kegigihannya dalam berjuang untuk memajukan lembaga pendidikan yang didirikannya.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Selain itu, kata Kiai Asep, harus istiqamah. “Saya selalu istiqamah mengajar ngaji anak-anak santri. Walau waktunya sedikit kita harus istiqamah,” kata Kiai Asep sembari menceritakan bahwa sepulang dari acara di Banyuwangi inipun akan langsung mengajar ngaji santri pada pagi hari.
Kiai Asep pulang dari Banyuwangi pukul 21.00 WIB. Kiai Asep yang masih didampingi M Mas’ud Adnan, owner HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com itu tiba di Pesantren Amanatul Ummah sekitar pukul 03.00 pagi.
Pantauan BANGSAONLINE.com, saat Kiai Asep dan Mas’ud Adnan tiba di Amanatul Ummah, ribuan santri sudah berduyun-duyun masuk ke dalam Masjid Raya KH Abdul Chalim. Para santri putra-putri itu siap-siap mengikuti salat malam 12 rakaat plus salat witir tiga rakaat dua kali salam di masjid yang terdiri dua lantai tersebut.
Kiai Asep lalu memberi pengajian di depan puluhan ribu santri itu. Tapi tak lama. Karena jadwal Kiai Asep – Jumat dan Sabtu - harus pindah ke Masjid Kampus KH Abdul Chalim yang jaraknya sekitar dua kilometer dari Pesantren Amanatul Ummah.
Di masjid kampus berlantai tiga yang diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beberapa hari lalu itu para mahasiswa Institut KH Abdul Chalim sudah menunggu.
Kiai Asep lalu menjadi imam salat Subuh. Kemudian memberi pengajian Kitab Muchtarul Ahadits. Salah satu peserta pengajian Kitab Muchtaruh Ahadits itu adalah Ali Mannagalli, putra Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang kini mahasiswa Fakultas Hukum semester empat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ali Mannagalli memang alumnus Pondok Pesantren Amanatul Ummah. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News