BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. punya obsesi besar tentang kader Nahdlatul Ulama (NU) yang aktif dan tergabung dalam Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). Menurut dia, kader NU ke depan tak boleh hanya jadi penonton. Tapi harus menjadi pemimpin negeri ini. Kader NU harus jadi presiden RI.
Kiai Asep Saifuddin menegaskan, selama ini kita sudah cukup lama jadi penonton. Bahkan pada Orde Baru Pergunu tak boleh eksis.
BACA JUGA:
- Masih Wakil Bupati, Gus Barra sudah Bantu Rumah Warga Terbakar dan Gratiskan Mobil Pengantin
- Wakil Ketua Umum DPP PAN Beri Rekom ke Gus Barra di Pilkada 2024
- Dandim 0815 Mojokerto Silaturahim, Kiai Asep Tunjukkan Prestasi Santri Amanatul Ummah
- Kiai Asep Bertemu Demokrat dan Golkar Lagi, Emil Dardak: Jangan Ada Sedikit pun Keraguan
“Selama Orde Baru Pergunu tenggelam, karena saat itu monolitik,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pergunu itu dalam acara Silaturahim Pergunu dan Wali Santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Hotel Tanjung Asri Banyuwangi, Jumat (2/4/2021).
Karena itu saat Muktamar NU di Solo ia mengaku berusaha agar Pergunu dihidupkan. Tapi gagal karena tak mendapat respons. “Baru pada Muktamar NU di Makassar Pergunu mendapat respons,” tegas Kiai Asep penuh semangat. Muktamar NU ke-32 di Makassar berlangsung pada tahun 2010.
Sejak itu pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amantul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu berjuang keras menghidupkan Pergunu dengan cara mendirikan cabang dan pengurus wilayah di seluruh Indonesia. “Di mana-di mana saya dirikan cabang Pergunu. Cepat sekali. Karena saya biayai sendiri,” tegas Kiai Asep yang disambut tawa para hadirin.
“Bahkan di beberapa tempat saat itu cabang Pergunu lebih dulu berdiri daripada NU sendiri,” kata Kiai Asep sembari memberi contoh Pergunu Cabang Kaltara.
Kini Kiai Asep mulai membidik Pergunu tingkat kecamatan. Yaitu akan mendirikan 17.000 Pengurus Anak Cabang (PAC). “Saya akan dirikan 17.000 PAC di seluruh Indonesia,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah satu ulama pendiri NU. Dan itu akan sangat mudah.
“Karena semua biaya dari uang saya pribadi. Karena itu saya akan datang ke 34 provinsi. Saya tiap bulan datang ke provinsi-provinsi. Saya sudah datang ke Aceh, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan seterusnya,” kata Kiai Asep.
Menurut dia, ke depan 17.000 PAC Pergunu itu akan sangat strategis di pentas nasional. Sebab akan menjadi jaringan kuat dan solid untuk kepemimpinan Indonesia yang maju, adil, dan makmur.
Kiai Asep pun memaparkan obsesi besarnya. Menurut dia, kader NU – terutama Pergunu - harus punya empat akses strategis. Pertama, akses intelektual.
Klik Berita Selanjutnya