KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Meski masih masa pandemi Covid-19, hal itu tidak menghalangi sejumlah peziarah untuk datang ke Masjid Auliya Setono Gedong di Kelurahan Setono Gedong, Kecamatan Kota Kediri. Tepatnya di Jalan Dhoho, Malioboro-nya Kota Kediri.
Mereka yang datang sebenarnya tidak hanya ingin menghabiskan waktu di dalam masjid saja, tapi ada juga yang ingin ke Makam Syekh Wasil Syamsudin yang berada di belakang Masjid Auliyah Setono Gedong.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Namun sayang, para peziarah yang datang harus kecewa karena Makam Mbah Wasil masih ditutup sementara karena pandemi Covid-19. Meski tak bisa berziarah ke Makam Mbah Wasil, para peziarah masih diperkenankan oleh petugas untuk berada di Pendopo Setono Gedong ataupun di masjid.
Fendi (30), peziarah asal Krian, Sidoarjo mengaku sengaja datang ke Kediri bertujuan ziarah ke Makam Mbah Wasil. Namun karena Makam Mbah Wasil masih ditutup, sehingga ia hanya bisa berdoa dari masjid atau pendopo.
"Saya datang tadi malam. Maunya langsung berziarah ke Makam Mbah Wasil tapi tidak bisa masuk makam karena makam masih ditutup katena pandemi. Oleh perugas, saya diarahkan ke pendopo atau di masjid saja," kata Fendi saat ditemui di teras Masjid Auliya Setono Gedong, Minggu (18/4).
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
(Makam Mbah Wasil yang pintu masuknya tampak ditutup)
Soni Iswayudi, Komandan Linmas Kelurahan Sentono Gedong, membenarkan bahwa Makam Mbah Wasil masih ditutup sementara selama pandemi ini.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
"Bagi peziarah yang terlanjur datang, diarahkan ke pendopo atau di masjid saja. Kalau ditolak tentu kasihan, karena mereka datang dari jauh. Ada yang dari Nganjuk, Mojokerto, Jombang, Surabaya, Cirebon, dan dari kota-kota lain di sekita Kediri," kata Soni saat berjaga di luar makam.
Menurut Soni, Makam Mbah Wasil memang selalu ramai oleh peziarah ketika bulan Ramadan. Tapi karena pandemi Covid-19, makam ini ditutup untuk umum sejak 2020.
"Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga para peziarah bisa bebas lagi berziarah ke Makam Mbah Wasil," harap Soni.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
Lalu, siapa sebenarnya Mbah Wasil itu? Mbah Wasil atau Syekh Wasil Syamsudin, konon merupakan guru spiritual Raja Kerajaan Kediri, Sri Aji Jayabaya, yang berasal dari Timur Tengah. Mbah Wasil berniat menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kediri yang saat itu merupakan kerajaan besar di nusantara.
Dikutip dari buku berjudul "Inskripsi Islam Tertua di Indonesia" oleh C. Guillot, Luvdik Kalus, dan Willem Molen, Mbah Wasil merupakan tokoh penyebaran agama Islam yang terkenal di Jawa Timur, termasuk Kediri pada sekitar abad 10 Masehi.
Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mbak Chicha Berkomitmen Setarakan Hak Penyandang
Hal pertama yang dilakukan Mbah Wasil saat menyebarkan Islam di Kediri adalah dengan melakukan pendekatan ke warga. Tujuannya agar kehadirannya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
Metode dakwah melalui pendekatan ini dilakukan karena saat itu warga Kediri sudah memiliki keyakinan lain. Di Kediri ketika itu banyak situs-situs berupa arca sebagai lokasi sembahyang.
Melalui pendekatan, Mbah Wasil berhasil menyebarkan Islam di Kediri. Islam pun berkembang pesat di wilayah yang kini dikenal dengan Kota Santri itu.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Ketua TP-PKK Kabupaten Kediri Usung Subtema Perempuan Berbudaya
Setelah Mbah Wasil wafat, jenazahnya dikebumikan di area Masjid Setono Gedong. Selain Syekh Wasil, ada juga beberapa tokoh Islam yang dimakamkan di sini. Mereka antara lain Wali Akba, Pangeran Sumende, Sunan Bagus, Sunan Bakul Kabul, Kembang Sostronegoro, Mbah Fatimah, dan Sunan Amangkurat 3. (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News