Masih Pandemi, Makam Mbah Wasil Kediri Belum Bisa Diziarahi

Masih Pandemi, Makam Mbah Wasil Kediri Belum Bisa Diziarahi Para peziarah yang terlanjur datang, diarahkan ke pendopo atau ke Masjid Auliya Setono Gedong. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Meski masih masa pandemi Covid-19, hal itu tidak menghalangi sejumlah peziarah untuk datang ke Masjid Auliya Setono Gedong di Kelurahan Setono Gedong, Kecamatan Kota . Tepatnya di Jalan Dhoho, Malioboro-nya Kota .

Mereka yang datang sebenarnya tidak hanya ingin menghabiskan waktu di dalam masjid saja, tapi ada juga yang ingin ke Makam Syekh Wasil Syamsudin yang berada di belakang Masjid Auliyah Setono Gedong.

Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa

Namun sayang, para peziarah yang datang harus kecewa karena masih ditutup sementara karena pandemi Covid-19. Meski tak bisa berziarah ke , para peziarah masih diperkenankan oleh petugas untuk berada di Pendopo Setono Gedong ataupun di masjid.

Fendi (30), peziarah asal Krian, Sidoarjo mengaku sengaja datang ke bertujuan ziarah ke . Namun karena masih ditutup, sehingga ia hanya bisa berdoa dari masjid atau pendopo.

"Saya datang tadi malam. Maunya langsung berziarah ke tapi tidak bisa masuk makam karena makam masih ditutup katena pandemi. Oleh perugas, saya diarahkan ke pendopo atau di masjid saja," kata Fendi saat ditemui di teras Masjid Auliya Setono Gedong, Minggu (18/4).

Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60

( yang pintu masuknya tampak ditutup) 

Soni Iswayudi, Komandan Linmas Kelurahan Sentono Gedong, membenarkan bahwa masih ditutup sementara selama pandemi ini.

Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa

"Bagi peziarah yang terlanjur datang, diarahkan ke pendopo atau di masjid saja. Kalau ditolak tentu kasihan, karena mereka datang dari jauh. Ada yang dari Nganjuk, Mojokerto, Jombang, Surabaya, Cirebon, dan dari kota-kota lain di sekita ," kata Soni saat berjaga di luar makam.

Menurut Soni, memang selalu ramai oleh peziarah ketika bulan Ramadan. Tapi karena pandemi Covid-19, makam ini ditutup untuk umum sejak 2020.

"Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga para peziarah bisa bebas lagi berziarah ke ," harap Soni.

Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa

Lalu, siapa sebenarnya Mbah Wasil itu? Mbah Wasil atau Syekh Wasil Syamsudin, konon merupakan guru spiritual Raja Kerajaan , Sri Aji Jayabaya, yang berasal dari Timur Tengah. Mbah Wasil berniat menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di yang saat itu merupakan kerajaan besar di nusantara.

Dikutip dari buku berjudul "Inskripsi Islam Tertua di Indonesia" oleh C. Guillot, Luvdik Kalus, dan Willem Molen, Mbah Wasil merupakan tokoh penyebaran agama Islam yang terkenal di Jawa Timur, termasuk pada sekitar abad 10 Masehi.

Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga

Hal pertama yang dilakukan Mbah Wasil saat menyebarkan Islam di adalah dengan melakukan pendekatan ke warga. Tujuannya agar kehadirannya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

Metode dakwah melalui pendekatan ini dilakukan karena saat itu warga sudah memiliki keyakinan lain. Di ketika itu banyak situs-situs berupa arca sebagai lokasi sembahyang.

Melalui pendekatan, Mbah Wasil berhasil menyebarkan Islam di . Islam pun berkembang pesat di wilayah yang kini dikenal dengan Kota Santri itu.

Baca Juga: Polres Kediri Tangkap Tiga Terduga Kasus Judol

Setelah Mbah Wasil wafat, jenazahnya dikebumikan di area Masjid Setono Gedong. Selain Syekh Wasil, ada juga beberapa tokoh Islam yang dimakamkan di sini. Mereka antara lain Wali Akba, Pangeran Sumende, Sunan Bagus, Sunan Bakul Kabul, Kembang Sostronegoro, Mbah Fatimah, dan Sunan Amangkurat 3. (uji/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO