Beras Sidoarjo Kalah Bersaing, BHS Dorong Modernisasi Mesin Penggilingan

Beras Sidoarjo Kalah Bersaing, BHS Dorong Modernisasi Mesin Penggilingan CEK STOK BERAS: Bambang Haryo Soekartono (BHS) berdialog dengan pedagang beras di Pasar Larangan, Sidoarjo, Rabu (28/4/2021). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Anggota Dewan Pembina DPP Gerakan Tani Rakyat (Getar), organisasi sayap Partai , (BHS) mendorong adanya modernisasi mesin di Kabupaten Sidoarjo.

Langkah itu sebagai upaya meningkatkan kualitas beras asal Sidoarjo yang saat ini dinilainya masih kalah bersaing dengan beras asal luar Sidoarjo.

Baca Juga: Gerindra Yakini Dhito-Dewi Bisa Jadi Perpanjangan Tangan Pemerintah Pusat

"Lebih ditingkatkan untuk mesin giling (padi) di Sidoarjo. Pemkab harus mendorong adanya modernisasi mesin penggilingan, agar hasilnya lebih baik," cetus BHS saat memantau stok dan harga 11 komoditas pangan, termasuk beras, di Pasar Larangan, Sidoarjo, Rabu (28/4/2021).

BHS yang juga anggota Dewan Pakar DPP Partai ini, menyatakan, Jawa Timur merupakan penghasil beras terbesar di Indonesia. Ia pun berharap Kabupaten Sidoarjo bisa menghasilkan beras untuk memenuhi kebutuhan warga Kota Delta.

Namun sayangnya, saat memantau stok beras yang dijual pedagang dan agen beras di Pasar Larangan, ternyata prosentase beras asal Sidoarjo hanya 5 persen dari beras dagangan di salah satu pasar tradisional di Sidoarjo itu.

Baca Juga: Usai ​Dibentuk, Ketua DPRD Kota Batu Minta Komisi Langsung Bekerja Sesuai Tupoksi

"Saya lihat persentase beras dari Sidoarjo, tidak lebih dari lima persen dari semua beras yang dijual di pasaran. Kebanyakan beras dari wilayah-wilayah di luar Sidoarjo," tegas mantan anggota DPR RI 2014-2019 ini.

Kata BHS, sebenarnya beras asal Sidoarjo kondisinya cukup bagus. Hanya saja menjadi kalah bersaing akibat dari proses penggilingan dan kemasan yang masih belum bagus.

"Sehingga masyarakat tidak terlalu memilih beras dari Sidoarjo. Ini yang perlu dibenahi segera, terutama adalah industri penyelepan (penggilingan)," urai BHS.

Baca Juga: Status Seskab Mayor Teddy Dinilai Langgar UU TNI, Prabowo Coba Siasati Aturan Demi Mantan Ajudan?

Menurut BHS, pengolahan beras asal Sidoarjo belum maksimal. Ia menyontohkan warna beras Sidoarjo yang berbeda dengan beras asal Jombang dan Jember, di mana beras asal luar Sidoarjo itu menjadi beras favorit.

"Tentu dengan adanya penyelepan (penggilingan) yang lebih bagus, harganya juga menjadi lebih tinggi dan tentunya petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih," urai politikus Partai ini.

Selain mendorong upaya modernisasi mesin , BHS juga meminta Pemkab Sidoarjo menjalin kerja sama dengan Bulog di Sidoarjo, di mana saat ini Bulog baru memiliki mesin penggilingan kualitas bagus, bantuan dari Penyertaan Modal Negara (PMN).

Baca Juga: Gerindra: Gus Barra-dr Rizal Mojokerto Pilihan Prabowo Subianto

Di kunjungan ke pasar dalam rangka peringatan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ke-48 ini, BHS berharap beras asal Sidoarjo mampu menguasai pasar tradisional lokal.

Sebab beras merupakan produk yang memiliki multiplier effect ekonomi luar biasa. Di antaranya menumbuhkan UMKM-UMKM makanan yang bahan bakunya dari beras.

"Beras ini menjadi trigger munculnya UMKM-UMKM lainnya. Harga beras membawa dampak ikutan ekonomi lainnya," pungkas alumni ITS ini. (sta/ian)

Baca Juga: Ketua DPC Gerindra Kota Kediri Komitmen Dukung Vinanda-Gus Qowim di Pilkada 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO