MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Ulama miliarder tapi dermawan Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. menghabiskan Rp 8 miliar untuk sedekah selama bulan suci Ramadan. Tapi pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerkto itu tak sedikit pun punya rasa eman.
“Inilah manisnya iman,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Ahad (9/5/2021).
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Kiai Asep lalu menjelaskan rincian uang Rp 8 miliar itu. Menurut dia, selama Ramadan dirinya menyiapkan beras sebanyak 200 ton. Bahkan akan nambah lagi 40 ton.
“Kalau 200 ton kan uangnya Rp 2 miliar,” jelas Kiai Asep. Lalu ditambah sarung senilai Rp 2 miliar. Kiai Asep selain memberikan beras memang selalu memberikan sarung.
Kemudian uang tunai sebesar Rp 4 miliar. “Setiap orang kita beri beras 5 kg, sarung, dan uang Rp 100 ribu. Tapi ada juga yang kita kasih Rp 1 juta dan Rp 6 juta per orang,” tutur Kiai Asep.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. foto: mma/bangsaonline.com)
Kiai Asep memberikan sedekah itu menjelang buka puasa. Mereka diundang ke Masjid Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Mereka diajak istighotsah dan doa bersama untuk bangsa dan negara, serta doa untuk diri kita sendiri. Lalu buka bersama dan salat maghrib berjamaah.
Menurut Kiai Asep, sedekah tak bisa dikalkulasi secara rasional. Dalam hitungan akal, kata Kiai Asep, setiap harta yang dikeluarkan pasti akan berkurang dan bahkan bisa habis.
Tapi dalam sedekah, perhitungan rasional itu tak berlaku. Sebab ada Hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa sungguh harta yang disedekahkan tak akan berkurang sedikit pun. Sebaliknya, justru akan semakin bertambah banyak.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Bahkan Hadits lain menyebutkan bahwa sedekah adalah untuk memancing datangnya rezeki.
“Inilah keajaiban sedekah,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Kiai Asep mengaku merasakan betul keajaiban itu. “Kalau uang Rp 8 miliar itu tidak kita sedekahkan, saya tak akan punya uang,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama yang ikut andil mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia bahkan dunia itu.
Kiai Asep mengibaratkan sedekah itu seperti air sumur. Menurut dia, air sumur selalu tetap, tak pernah penuh. “Tapi jika kita timba akan nyumber lagi dan terus nyumber,” kata Kiai Asep.
Sebaliknya, jika air sumur itu tak kita timba, maka justru menimbulkan banger atau bau tak enak. Karena itu Kiai Asep tak pernah berhenti bersedekah. (mma)
VIDEO TERKAIT
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News