Di Bojonegoro, Tikus Laku Rp 2.000 Per Ekor

Di Bojonegoro, Tikus Laku Rp 2.000 Per Ekor BERBURU TIKUS. Sosialisasi lomba berburu tikus kepada perwakilan desa di Pendopo Kecamatan Kanor, Rabu (2/6/2021). (foto: ist)

"Kami coba gerakan yang belum pernah kami adakan, yaitu lomba berburu tikus dengan memberikan imbalan kepada petani yang ikut berburu tikus ini," ucapnya.

Dia mengungkapkan, hama tikus yang merajalela ini salah satunya akibat tidak seimbangnya alam. Misalnya, saat ini ular di sawah sudah jarang ditemukan akibat diburu oleh manusia maupun mati akibat terkena sengatan listrik jebakan tikus.

"Jadi dampak listrik jebakan tikus itu frontal sekali, hewan-hewan kecil di sawah mati, katak, ular, serta hewan lainnya mati di sawah akibat sengatan listrik, bahkan petaninya sekalipun ikut tersengat aliran listrik untuk jebakan tikus ini. Kami akan dorong para petani untuk membuat rumah burung kokobeluk dan berburu tikus ini," jelasnya.

Zaenal menambahkan, Kecamatan Kanor menjadi salah satu tempat populasi tikus terbanyak. Hal itu disebabkan letak geografis wilayah Kanor berada di dataran rendah dan lembap. Dampak dari banyaknya tikus ini sangat dirasakan oleh para petani pada saat musim tanam padi. Tak jarang para petani merugi akibat tanaman padinya habis diserang tikus.

"Dahulu tikus tidak menyerang tanaman lombok maupun tembakau. Namun saat ini banyak petani lombok, berambang, bahkan tembakau juga mengeluh akibat tanamannya diserang hama tikus. Ini karena saking banyaknya populasi tikus serta tidak seimbangnya alam," ujarnya menambahkan. (nur/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO