KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com - Kegiatan Semarak HUT ke-103 Kota Madiun diawali dengan sarasehan budaya yang digelar di Edupark Ngrowo Bening, Kota Madiun, Kamis (3/6) malam. Sarasehan tersebut bertujuan membangun branding pendekar menjadi khasanah budaya bangsa.
Acara tersebut dimoderatori Agus Wiyaka, seorang akademisi Kota Madiun. Sarasehan tersebut juga menghadirkan empat narasumber yakni Wali Kota Madiun H. Maidi, Kapolres Madiun Kota AKBP I Dewa Putu Eka Darmawan, Dandim 0803 Letkol Inf Edwin Charles, serta satu narasumber utama dari Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Raperda Tentang APBD 2025 Kota Madiun Disetujui, Ada Beberapa Catatan yang Jadi Perhatian
Wali Kota H. Maidi menuturkan jika Kota Madiun memiliki potensi budaya yang luar biasa, salah satunya adalah jutaan pendekar yang juga menjadi slogan kota tersebut. Sebagai seorang pendekar, Maidi meminta agar kritik dan saran yang muncul disampaikan dalam forum terbuka, tidak hanya di belakang.
"Kita tunjukkan pendekar harus disegani, bukan ditakuti. Maka sebelum jadi pendekar saya kira harus melakukan pengabdi kepada masyarakat," ujar Maidi, Kamis (3/6/2021) malam.
Maidi menegaskan, jika pencak silat di Kota Madiun memiliki potensi yang luar biasa dalam mendongkrak perekonomian masyarakat. Ia menyarankan sarasehan seperti ini digelar sebulan sekali dengan menggandeng seluruh perguruan pencak silat.
Baca Juga: Pimpin Upacara Hari Sumpah Pemuda, Pj Wali Kota Madiun: Pemuda Harus Mandiri dan Bijak Bermedsos
Sementara itu, narasumber utama merupakan Kasubid Seni Budaya Pencak Silat Jawa Timur Kurnia Ifinatalia. Ia menuturkan jika Kota Madiun memiliki potensi yang luar biasa dalam hal pencak silat. Ia berharap para pendekar mampu bersatu dan menjadi ciri khas sesuai dengan harapan pendekar yang membumi dan santun.
"Budaya pencak silat ini mulai terkikis, saya menyambut baik program dan gagasan dari wali kota dan seluruh narasumber serta masukan-masukan terutama dengan akan diadakanya festival pencak silat Madiun," jelas Kurnia Ifinatalia usai acara berlangsung.
Baca Juga: Resmikan Gerai Superindo Baru, Pj Wali Kota Madiun: Bukti Kemajuan Adanya Investasi
Sementara Heri Sem, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Madiun menilai bahwa pencak silat sudah sejajar dengan ludruk dan reog.
"Sudah saatnya peringatan Grebek Suro di Ponorogo menjadi pemantik Kota Madiun dengan para pendekarnya. Pencak silat itu bukan milik perguruan pencak silat tapi miliki masyarakat Kota Madiun, maka harus kita dukung dan lestarikan," ujar Heri Sem.
Dalam acara tersebut turut hadir jajaran Forkopimda, Kepala OPD, Paguyuban Pencak Silat, para ketua pencak silat, serta Dewan Kesenian Kota Madiun yang serempak mengenakan baju hitam.
Baca Juga: Tingkatkan Kedisiplinan dan Integritas, Polres Madiun Kota Gelar Apel Jam Pimpinan
Selain itu kegiatan tersebut dikemas dengan konsep ala pedesaan dengan adanya warung angkringan dan disertai alunan keroncong menambah serunya acara sarasehan. (adv/hen/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News