BANGKALAN, BANGSAONLINE.com – Kondisi penyebaran Covid-19 di Bangkalan saat ini cukup meresahkan. Khususnya di salah satu titik episentrum yakni Kecamatan Arosbaya.
Diketahui sejak Bulan April hingga Juni (9/6) tercatat ada 24 warga positif Covid-19 meninggal dunia berdasarkan surat resmi dari rumah sakit. Tapi masih banyak yang meninggal, namun belum teridentifikasi oleh pihak rumah sakit.
Baca Juga: Paslon Luman Didukung Kiai di Bangkalan saat Lukman Silaturahmi ke Ponpes Salafiyah Sya'idiyah
Bilal Kurniawan, Relawan Satgas Covid-19 Kecamatan Arosbaya mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Arosbaya disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya, masyarakat yang abai dalam mematuhi protokol kesehatan.
"Lonjakan kasus di Arosbaya terjadi setelah lebaran. Banyak masyarakat yang abai prokes dan menganggap Covid-19 sudah selesai, apalagi setelah adanya vaksin," jelasnya kepada wartawan BANGSAONLINE.com, Rabu (9/6/2021).
"Berkerumun di acara manten, tempat rekreasi, dan tempat tempat lainnya yang mengundang kerumunan. Di mana di situ bisa saja tertular dari pemudik yang pulang saat lebaran," tambahnya.
Baca Juga: Diduga Sunat Honor, Guru Sukwan dan Wali Siswa Desak Kepala SD Negeri 1 Tambengan Dicopot
Ia menilai lonjakan kasus yang terjadi di Arosbaya bukan karena kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Bahkan ia mengatakan, PMI sejak tahun lalu tidak bisa kembali bekerja karena pandemi Covid-19.
"Saya rasa kalau disebabkan karena PMI itu tidak benar. Karena temen-temen PMI saja tidak berangkat karena Corona. Dan jadwal PMI datang tidak hanya karena lebaran. Mereka datang sesuai jadwal periode mereka," tegasnya menepis anggapan lonjakan kasus disebabkan klaster PMI.
Berdasarkan pantauan BANGSAONLINE.com, saat ini kondisi daerah Arosbaya terlihat sepi dan masyarakat mulai mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker saat beraktivitas. Bahkan, aktivitas pasar tidak begitu ramai. Beberapa warung tutup, Alfamart tutup, dan layanan bank juga ditutup.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
Keadaan ini diakui Bilal inisiatif dari masyarakat untuk mengurangi penularan. Sebab, dirinya mengaku dari tim satgas kecamatan tidak pernah menginstruksikan menutup usaha. Namun, mengimbau untuk tertib protokol kesehatan.
"Kita tidak menyuruh mereka untuk menutup usaha, karena itu adalah perputaran ekonomi masyarakat. Tapi mereka inisiatif sendiri untuk melindungi diri dan karyawan di saat kondisi seperti saat ini," jelasnya.
Bilal mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, tidak resah dan mematuhi protokol kesehatan, guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Masa Transisi Menuju Endemi, Gubernur Khofifah: Masyarakat Boleh Tak Kenakan Masker Asal Sehat
Sementara Kepala Puskesmas Arosbaya dr. Anita Oktavia menyampaikan, sejak 3 Mei hingga 9 Juni, total ada sebanyak 178 kasus Covid-19 di Arosbaya. Rinciannya, meninggal 18, makes meninggal 1 orang (dalam wilayah), dan 1 orang lagi nakes meninggal (domisili Klampis).
"Total nakes PKM Arosbaya confirm ada 29 orang. Keterangannya 20 orang isolasi di PKM Arosbaya, 2 orang dirawat di rumah sakit, 2 orang isolasi di rumah, 3 orang isolasi di rumah (luar wilayah) dan 2 lainnya meninggal dunia. Sedangkan masyarakat umum yang isolasi mandiri sebanyak 118 orang yang di diklat 13 orang," pungkasnya. (ida/uzi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News