SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Mansyur Tjipto, kakek berusia 87 tahun, warga RT 1 RW 2 Kelurahan Tandes ini hanya bisa duduk di kursi kayu, ketika Tim Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dari Dinas Sosial, Kelurahan, dan Unit Pembinaan Keluarga Miskin (UPKM) mendatangi rumahnya untuk melakukan pengukuran.
Kondisi rumah berukuran 5x13 meter yang ditempati Mansyur ini terlihat sangat mengenaskan. Hanya berdinding kayu tua yang sudah rapuh, atapnya pun genting yang sebagian sudah banyak yang jebol. Lantainya tanah, sebagian diplester ala kadarnya.
Baca Juga: Serahkan PKH Plus di Surabaya, Pj. Gubernur Jatim: Penguatan Ekonomi Keluarga Rentan Sosial
Mirisnya lagi, posisi rumah kakek yang tinggal sendirian dan hidupnya bergantung pada anak serta menantunya ini cenderung miring karena pernah roboh diterjang angin dan hujan. Sehingga dibangun seadanya. Ditambah kondisi dalam rumah yang semrawut dengan tumpukan barang-barang tak layak pakai.
Hal inilah yang kemudian mendorong pihak Kelurahan Tandes mengusulkan bantuan untuk program rutilahu, yang digagas Dinas Sosial dibantu Unit Pembinaan Keluarga Miskin (UPKM) Kelurahan Tandes.
"Saya mendukung adanya program ini, khususnya untuk warga Kelurahan Tandes, dan yang sudah mengusulkan untuk sementara tahun ini ada 6 orang dan yang bisa direhab hanya 2 orang," ujar Farid W, Kasi Kesra Kelurahan Tandes kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (16/6/2021).
Baca Juga: Loesi, Caleg Partai Ummat Ingin Tekan Angka Kemiskinan Sampai 2% di Surabaya
"Proses pengusulan untuk program ini kita berdasarkan usulan data dari RT. Jika ada warganya yang memang perlu rumahnya untuk direnovasi, disurvei dengan didampingi dari Unit Pembinaan Keluarga Miskin (UPKM,)" paparnya.
Di tempat yang sama, Andre, pendamping program rutilahu dari Dinas Sosial kota Surabaya menjelaskan bahwa besaran anggaran program ini mencapai Rp 33 juta untuk satu rumah yang direhab. Sementara target pengerjaan 19 hari.
"Perinciannya, satu rumah Rp 33 juta, Rp 3 juta untuk PPN PPH, Rp 21 juta untuk material, dan sisanya untuk pekerja. Adapun untuk pekerja juga dibagi dua, yakni tukang dan kuli," terang Andre.
Baca Juga: Tuntaskan Kemiskinan, Program Rutilahu TNI AL akan Dikembangkan di Lamongan
Sekadar diketahui, rutilahu adalah program Kementerian Sosial yang bertujuan merehabilitasi rumah-rumah masyarakat fakir miskin secara bergotong royong agar terciptanya hunian yang layak untuk ditempati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News