Gabah Bojonegoro Diborong Tengkulak Luar Daerah, Disperta tak Mampu Bendung

Gabah Bojonegoro Diborong Tengkulak Luar Daerah, Disperta tak Mampu Bendung PANEN: Warga sekitar bantaran sungai Bengawan Solo di Bojonegoro sedang panen raya. Namun hasil gabah mereka diserbu tengkulak dari luar daerah. Foto: Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

BOJONEGORO (BangsaOnline) – Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro tidak bisa membendung masuknya tengkulak gabah dari luar daerah yang memborong hasil panen padi di wilayah Bojonegoro selama musim panen tahun ini. Sebab, pembelian gabah oleh tengkulak itu dianggap mekanisme pasar yang sedang berjalan.

Saat ini, para petani yang mempunyai lahan sawah di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro mulai di Kecamatan Ngraho, Padangan, Malo, Kalitidu, Gayam, Bojonegoro, Balen, Sumberejo hingga Baureno sedang panen padi. Namun, gabah hasil panen di tingkat petani itu banyak diborong oleh tengkulak dari daerah Blora, Pati, dan Rembang, Jawa Tengah.

Menurut Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Bambang Sutopo, masuknya tengkulak yang memborong gabah hasil panen di Bojonegoro tidak dapat dicegah atau dibendung. Sebab, kata dia, para tengkulak itu dibutuhkan oleh petani.

“Petani sudah pintar. Mereka bisa mengukur sendiri berapa gabah yang dijual kepada tengkulak dan berapa gabah yang disimpan untuk cadangan pangan. Ini mekanisme pasar yang berjalan,” ujarnya, Selasa (3/3/2015).

Ia mengatakan, gabah hasil panen yang diborong oleh tengkulak itu tidak sampai membuat cadangan gabah dan beras di Bojonegoro jeblok. Sebab, kata dia, konsumsi beras di Bojonegoro setahun hanya sekitar 450 ribu ton.

Sementara, hasil produksi padi di Bojonegoro pada tahun 2014 saja sekitar 800 ribu ton. Sedangkan, produksi padi pada tahun ini ditargetkan mencapai 1 juta ton.

“Jadi cadangan gabah di Bojonegoro itu cukup melimpah. Sehingga kalau sebagian cadangan itu dibeli oleh tengkulak dari luar daerah tidak masalah,” ujarnya.

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, lahan persawahan yang sedang panen di bulan Februari-Maret sebanyak 72 ribu hektare. Sedangkan, rata-rata produksi padi per hektarnya mencapai 6,5 ton sampai 7 ton. Sawah yang panen itu berada di daerah bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro seluas 14.889 hektare.