​Kiai Asep Minta Pemerintah Respon Temuan Anak Bangsa Soal Pengobatan Tradisional Covid-19

​Kiai Asep Minta Pemerintah Respon Temuan Anak Bangsa Soal Pengobatan Tradisional Covid-19 Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., saat menerima kunjungan Presiden Jokowi di Pondok Pesantren Amanatul Ummah. foto: dok amanatul ummah

Nah, saat membaca itulah, kata Kiai Asep, harus disertai keyakinan, jika dengan al-Quran tak sembuh berarti memang tak bisa disembuhkan. Jadi keyakinan teologis dan spiritual itu harus ditekankan saat memberi pengobatan.

Menurut Kiai Asep, tak ada penyakit yang tak bisa diobati. “Karena Allah menurunkan penyakit selalu disertai obatnya, kecuali orang tua agar bisa muda lagi. Itu tak bisa,” kata Kiai Asep mengutip Hadits Rasulullah SAW.

Kiai Asep mengaku mendukung penuh asi, asal bukan AstraZeneca. "Vaksinasi yang lain silakan. Asal bukan AstraZeneca karena mengandung tripsin babi dan ginjal bayi manusia yang diaborsi," katanya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, melonjaknya serangan baru – terutama beberapa varian baru – yang cukup ganas dan drastis membuat pemerintah tampak kewalahan menangani pandemik yang tak kunjung berakhir itu. Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., yang punya kepedulian tinggi terhadap masyarakat bawah dan ketimpangan sosial, mengumpulkan para kiai, habaib, dan tokoh masyarakat untuk melakukan salat malam, istighatsah, dan doa bersama. Tujuannya membantu pemerintah agar wabah dan varian-varian baru yang kini makin banyak segera dilenyapkan oleh Allah SWT.

“Kita berdoa dan salat malam agar dan varian baru yang sekarang menimpa rakyat Indonesia, terutama warga Surabaya dan Jawa Timur segera dilenyapkan oleh Allah SWT,” tegas Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. saat memberikan taushiyah di depan para kiai peserta salat malam dan istighatsah di lantai atas rumah Ning Imah, salah satu putri Kiai Asep, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Kamis (24/6/2021) malam.

“Kita pilih malam Jumat karena lailatul istijabah (malam dikabulkannya doa),” tambah pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu itu sembari mengatakan bahwa acara salat malam dan istighatsah itu digelar tiap bulan untuk merespons perkembangan sosial di tanah air.

Dalam acara salat malam dan istighatsah serta doa bersama itu Kiai Asep minta para kiai memimpin doa secara bergantian. Mereka antara lain: Prof. Dr. Ridwan Nasir (Ketua Yayasan Khadijah dan mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya), KH Ahyar (Surabaya), KH. Jamaluddin (Ketua PCNU Probolinggo), KH. Muhammad Roziqi (Ketua Baznas dan DMI Jatim), Habib Salim Quraisy (Probolinggo), KH. Abdusshomad Buchori (mantan ketua MUI Jatim), Gus Zuhri (Ketua Komisi Fatwa MUI dan pengasuh pondok pesantren Tahfidz Mojokerto ), Gus Atok (pengasuh pesantren di Gresik) dan banyak lagi kiai lainnya. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO