PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Kasus hasil swab ganda yang dikeluarkan RSUD Bangil kepada salah satu pasien yakni Hj. Syarifah Torayyah (54), warga Kiduldalem, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, mendapat perhatian dari kalangan parlemen di Gedung Raci.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan, M. Zaini meminta rumah sakit plat merah tersebut untuk berhati-hati dan teliti dalam melakukan swab. Dirinya menyayangkan insiden kesalahan hasil swab tersebut. Mengingat dampak psikologis yang dirasakan cukup besar bagi keluarga di masa pandemi sekarang ini
Baca Juga: DPRD Kabupaten Pasuruan Mendadak Rombak AKD, Muchlis: Catatan Buruk Sepanjang Sejarah
“Hasil swab berkaitan dengan kasus kesehatan yang sangat sensitif. Jadi, Komisi IV DPRD meminta RSUD Bangil lebih teliti dan berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan maupun mengeluarkan hasil tes,” tutur politikus PKS ini saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com.
Ia memandang kesalahan human errors di RSUD Bangil tersebut tidak boleh sepenuhnya dilimpahkan kepada tim medis/swaber. Hal itu lantaran saat ini tugas mereka cukup berat. Apalagi saat ini kasus Covid-19 meningkat.
Ia menyarankan agar RSUD Bangil menambah tenaga medis/swaber yang bertugas. Selain itu, Zaini juga meminta proses verifikasi dilakukan berjenjang sebelum data yang dihasilkan disampaikan ke publik atau pasien.
Baca Juga: DPRD Kabupaten Pasuruan Sahkan APBD Tahun Anggaran 2025 Rp3,9 Triliun
Anggota Komisi IV lainnya, Fauzi, meminta kepada pihak RSUD Bangil segera minta maaf secara terbuka atas kesalahan kepada pihak keluarga. "Berikan penjelasan kepada masyarakat sekitar, langkah ini penting karena berkaitan dengan kepercayaan masyarakat," katanya.
"Kalau perlu manajemen meminta maaf kepada pihak keluarga serta memberikan penjelasan kepada masyarakat agar kepercayaan mereka ke RSUD tetap terjaga," papar politikus Gerindra ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, keluarga Hj. Syarifah Torayyah (54) mendatangi RSUD Bangil lantaran rumahnya didatangi Satgas Covid-19 pada 23 Juni lalu dengan membawa swab PCR dari RSUD dengan hasil positif. Padahal, ia periksa ke rumah sakit Bangil pada 15 Juni dan menjalani swab dengan hasil negatif Covid-19.
Baca Juga: Pilkada Telah Usai, Abah Heru: Mari Kita Gandengan Tangan Membangun Pasuruan Lebih Baik
Pihak RSUD Bangil akhirnya mengakui kalau kesalahan itu terjadi lantaran adanya human error. Petugas swaber salah memasang barcode milik pasien ke sampel milik orang lain. Akhirnya status positif Covid-19 itu pun muncul. (*/bib/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News