TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sejumlah mahasiswa dan mahasiswi IAINU Tuban menggelar do'a bersama dan membaca sholawat asyghil di depan gedung rektorat, Senin (9/8). Mereka melakukan hal itu lantaran prihatin dengan kondisi dan permasalahan yang ada di kampus.
"Kami di sini hadir atas nama rasa memiliki dan cinta yang mendalam untuk almamater ini. Dan kami pastikan tak ada unsur memanfaatkan kondisi ini untuk “menunggangi” atau “memanipulasi” suasana ini demi kepentingan pribadi. Iya mungkin saja, di sisi lain banyak yang memanfaatkannya, namun kami hadir di sini atas nama panggilan hati alias tanpa tendensi," ujar Koordinator Aksi, Wafa.
Baca Juga: Melalui ICONEST, Unirow Tuban Terus Kuatkan Pendidikan, Sains, Teknologi, hingga Digitalisasi
Ia menjelaskan, saat ini Kampus IAINU Tuban banyak diterpa badai ujian. Misalnya, yang dialami oleh alumni 2016 yang diwisuda 2020. Mereka tak bisa mendaftar seleksi PPPK dan CPNS 2021 karena belum menerima bukti fisik ijazah. Akibatnya, banyak alumni yang geram dan melakukan sejumlah protes.
Selain soal ijazah, Wafa juga menyinggung problem krusial yang harus segera diselesaikan pihak akademik. Ia menyontohkan sejumlah dosen IAINU Tuban dosen yang menurutnya tak memiliki sense of crisis.
"Beberapa dosen membuat story yang diduga tak memiliki sense of crisis. Lalu mahasiswa angkatan 2019 dan 2020 masih belum mendapat Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Padahal pembayaran KTM sudah termasuk DP. Tapi hingga saat ini tidak ada kejelasan terkait KTM dari kampus," papar Wafa.
Baca Juga: Gelar Wisuda ke-22, Unirow Terus Tingkatkan Kualitas SDM Songsong Indonesia Emas
Tidak hanya itu, lanjut Wafa, hingga saat ini SK Prodi Ekonomi Syariah juga tidak kunjung turun. Bahkan, akreditasi prodi sampai saat ini belum jelas. "Sampai sekarang akreditasi prodi belum diketahui mahasiswa dan di PDDikti pun akreditasi per prodi belum tercantum," cetusnya.
"Pada tahun ini KKN dari IAINU mengambil tema (tematik), padahal dalam proses pembelajaran perkuliahan, materi yang diajarkan adalah PAR. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan tidak sesuai dengan tema yang digunakan saat ini," tambahnya.
Baca Juga: Pesan Penuh Makna Pejabat Kampus IAINU Tuban saat Wisuda 222 Orang Sarjana
Wafa juga menilai Rektor IAINU saat ini bermasalah. "Terbukti, kevalidan SK Rektor dari dan disahkan BPP PCNU sudah diurus dan masih proses. Hasilnya ditanya tentang pembuktiannya, jawabannya masih proses dan tahap komunikasi. Sedangkan, yang terakhir polemik ijazah belum jadi," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik IAINU Tuban Drs.Imam Supriyadi, M.Pd.I. saat menemui mahasiswa menegaskan bahwa ijazah untuk mahasiswa lulusan 2020 sudah beres.
"Setelah menunggu cukup lama di Koodinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah IV Surabaya, ijazah dan transkrip nilai para mahasiswa selesai," terangnya.
Baca Juga: Wisuda 183 Mahasiswa, Rektor IIKNU Tuban Optimis Lulusan Tak Sulit Bekerja
Ia mengakui, ketika audiensi dengan perwakilan mahasiswa lulusan 2020 beberapa hari lalu, pihak kampus belum bisa memastikan kapan ijazah selesai. Sebab, saat itu posisi ijazah masih antre di Kopertais Surabaya untuk menunggu ditandatangani.
"Kalau hari ini saya pastikan semua ijazah sekaligus transkripnya sudah ditandangani di Kopertais. Dan, insyaallah hari ini kami akan mengambil ke Surabaya," tandas wakil rektor ini. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News