KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sungai Kresek yang melintasi Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, diduga tercemar limbah berbahaya. Selain warnanya berubah menjadi abu-abu kehitaman, bau air juga tidak sewajarnya.
Bahkan di sungai tersebut tidak terdapat hewan air lagi, termasuk ikan.
Baca Juga: Perjanjian Internasional Akhiri Pencemaran Plastik Gagal, Negosiasi Akan Dilanjut Tahun Depan
Melihat keadaan air Sungai Kresek yang diduga tercemar limbah, beberapa aktivis lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Lingkungan KBR (Kediri Ben Resik) turun langsung untuk melakukan pengecekan. Mereka juga mengambil sampel air untuk dibawa ke laboratorium.
Endang Pertiwi, salah satu aktivis KBR Kediri Ben Resik, menduga sungai tersebut memang tercemar limbah berbahaya. Hal itu bisa dilihat dari kondisi air yang keruh dan berbau.
Menurutnya, indikator air sungai sehat itu salah satunya ada hewan anggang-anggang di atas air. Di Sungai Kresek hewan itu tidak ada, termasuk tidak ada ikan yang terlihat.
Baca Juga: Sambut Hari Sumpah Pemuda dan HUT, EPPI Kediri Gelar Bebersih Sungai
“Kemungkinan karena warnanya hitam, itu berarti kemungkinan ada limbah yang terbuang, akan tetapi perlu ada uji lab agar bisa memastikan yang terkandung di dalamnya itu (zat kimia) apa,” kata Endang didampingi aktivis lainnya, Adam Ari Wibowo, Senin (27/9) sore.
Untuk pengambilan sampel air sungai menggunakan alat bernama TDS (Total Dissolved Solids) guna mengetahui kadar mineral. Semakin tinggi kadar mineralnya, maka semakin buruk untuk lingkungan, terutama untuk kesehatan manusia.
Dari hasil tes sementara menggunakan TDS, menunjukkan angka sekitar 340 ppm (part per million) atau mg/l (miligram per liter).
Baca Juga: Aktivis Lingkungan Konsultasikan Soal Penebangan Pohon di Sumber Complang Kediri ke Kepolisian
"Sementara untuk kandungan mineral air layak minum berkisar 150-an (misalnya air sumber). Jika kandungan mineral air sungai di angka 340, berpotensi menimbulkan keracunan ekosistem," terang Endang.
Selain memakai alat, lanjut Endang, ada indikator lain untuk menentukan tercemar atau tidaknya air sungai. Yaitu melalui warna, bau, dan busa.
“Karena warnanya pekat hitam, kalau penyebab ya harus ke uji lab dulu. Nanti ini bisa diujikan kandungannya apa yang ada di dalamnya,” tegas Endang seraya mengatakan bahwa hasil uji lab atas air yang diambil dari Sungai Kresek nantinya akan dikoordinasikan dengan pihak pemerintah daerah. (uji/rev)
Baca Juga: 8 Tanaman Liar yang Dapat Dikonsumsi saat Kondisi Darurat Logistik di Gunung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News