TUBAN (BangsaOnline) - Dinas Kelautan dan Perikanan (diskan) dan Dinas Kesehatan (dinkes) Tuban membantah jika ikan berformalin yang beredar di Bojonegoro berasal dari Tuban. Pasalnya, hasil tangkapan ikan nelayan Tuban cuma sehari semalam, sehingga tidak logis ikan tersebut mengandung formalin.
“Tidak benar yang dikatakan Dinkes Bojonegoro itu, bahwa ikan yang beredar disana dan mengandung formalin itu berasal dari Tuban. Saya jamin ikan dari Tuban aman dan bebas dari formalin,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban, Sunarto saat dikonfirmasi melalui selulernya, Rabu (18/3).
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
Dikatakannya, ikan berformalin yang beredar di Bojonegoro dimungkinkan berasal dari Pelabuhan Brondong Lamongan dan Kragan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Sedangkan, untuk ikan dari Tuban yang dijual di Bojonegoro jumlahnya sedikit.
“Kapasitas tangkapan di pelabuhan Brondong dan Kragan tersebut lebih banyak. Bahkan, nelayan di Brondong hasil tangkapannya bisa sampai seminggu hingga satu bulan baru dibawa mendarat. Kalau ikan dari Tuban saya berani menjamin aman dari formalin. Sehingga, masyarakat Tuban tidak perlu kuwatir untuk mengkonsumsi ikan dan tidak usah menanggapi isu bahwa ikan dari Tuban berformalin,” tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) Tuban, dr Saiful Hadi menyatakan, ikan dari Tuban dipastikan tidak berformalin. Sebab, selain tangkapan nelayan yang sehari, pengusaha home industri yang mengolala ikan pun dinyatakan tidak menggunalan formalin maupun zat lainnya. Karena secara rutin dinkes selalu melakukan pengawasan kepada pengelola ikan agar tidak menggunakan formalin.
Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024
“Kalau di Tuban pengelola home industri ikan itu ada sertifikat penyuluh dan sertifikat penyuluhan bagi home indudtri ikan loh mas. Jadi gak bener itu apa yang diungkapkan (dinkes Bojonegoro) itu,” bebernya.
Sementara, Bupati Bojonegoro Suyoto turut prihatin terkait banyaknya temuan ikan laut yang berformalin di pasar kota setempat. Sejumlah ikan laut dinyatakan positif berformalin setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan uji sample. Pihak Dinkes Bojonegoro menengarai ikan berformalin tersebut berasal dari Tuban.
"Benar, saya minta ke Dinkes untuk melakukan uji lab. Setelah diketahui hasilnya positif berformalin tentu kami sangat prihatin,” ujar Suyoto, Rabu (18/3).
Baca Juga: Awali Rangkaian HJT ke-731, Pjs. Bupati Tuban Ziarah ke Makam Ronggolawe hingga Sunan Bonang
Ia berharap Dinkes segera meningkatkan edukasi publik dan pedagang, agar menjual ikan laut dengan baik dan layak komsumsi. Mengingat ikan yang mengandung zat formalin itu jika dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit.
Disisi lain, masyarakat Bojonegoro bingung bagaimana cara mengetahui ikan laut yang tidak berformalin tersebut. Yati (49) misalnya, ia setiap hari mengkonsumsi beberapa jenis ikan laut untuk lauk. Namun, setelah mendengar kabar jika ikan laut mengandung formalin ia mengaku resah. "Bingung, bagaimana mengetahui ikan yang tidak berformalin, karena setiap hari lauknya ikan laut,” ujar warga Desa Temu, Kecamatan Kanor itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Bojonegoro, Mohamad Sholeh mengatakan, untuk mengenali ikan laut yang berformalin itu, jika ada ikan tidak dihinggapi lalat maka dipastikan mengadung formalin. Selain itu ikannya kaku, berwarna putih dan ketika diiberikan kucing maka kucingnya tidak mau memakannya.
Baca Juga: Peringati HJT ke-731, Diskopumdag Gelar Tuban Fair 2024 untuk Kembangkan Produk Unggulan Daerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News