SURABAYA (BangsaOnline) - Faham radikal dinilai sudah tumbuh subur di Surabaya. Mabes Polri sendiri mengeluarkan pernyataan mengenai daerah-daerah yang menjadi pusat pertumbuhan gerakan radikal seperti ISIS dan salah satunya di Jawa Timur. Dewan Pembina Pemuda Gerakan Ansor, Masduki Toha meminta seluruh kader Ansor di daerah khususnya Surabaya, mewaspadai gerakan radikal. Hal itu menjadi ancaman serius yang perlu disikapi.
Dikatakan Masduki, indikasi-indikasi gerakan tersebut mulai dikhawatirkan. Berbagai indikator ini sudah terjadi di awal tahun 2015. Terlebih saat isu gerakan Islamic State Iraq-Syiria (ISIS), santer menjadi persoalan internasional.
Baca Juga: Napiter WBP Lapas Surabaya Ucapkan Janji Setia kepada NKRI
Mulai pemberlakuan Travel Warning dari Amerika dan Sekutunya, penangkapan Tim Densus 88 di Kejawan Putih terhadap terduga teroris, hingga hilangnya warga Surabaya di Turki. Kesemuanya terjadi di Surabaya.
Termasuk, adanya dua lokasi sarana pendidikan di wilayah Surabaya Utara, yang ditengarai menjadi ruang gerak cikal bakal gerakan radikal. "Ini kan perlu diwaspadai. Karena sudah mulai masuk terhadap ideologi," katanya, kemarin (19/3).
Menurut Wakil Ketua DPC PKB Surabaya ini, indikasi tersebut jangan dipandang remeh. Polri, TNI, dan BIN harus segera mengambil sikap. Bahkan, GP-Ansor pun diterangkan Masduki, pernah mendapat ancaman teror selain Panglima TNI Jendral TNI. Moeldoko.
Baca Juga: Gantikan Juliari Batubara, Wali Kota Risma Siap Dilantik Sebagai Mensos RI Rabu Besok
"Segera dimonitor gerakan dan indikasi ini. Jangan sampai Surabaya dimasuki ancaman-ancaman ini," katanya tegas Wakil Ketua DPRD Surabaya ini.
Di samping itu, ada persoalan yang dinilai kurang mendapat perhatian dari Pemkot Surabaya. Khususnya, Walikota. Dikatakan Masduki, Tri Rismaharini, Walikota Surabaya tidak pernah menjalin komunikasi dengan para ulama. Baik dari NU maupun Muhammadiyah.
"Walikota jauh dari ulama. Makanya gerakan semacam itu tumbuh subur. Itu menjadi bukti yang kentara. Nah, sekarang sudah mulai kecolongan kan," urai politisi PKB tersebut.
Baca Juga: Kasus Kembali Meningkat, Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Surabaya Hampir Penuh
Dia menambahkan, atas persoalan indikasi masuknya gerakan radikal ini, dia meminta seluruh barisan NU untuk bersikap. Khususnya, pengawasan di tingkat RT/RW."Karena ini gerakan ideologi lho. Bukan sembarangan kalau sudah menyangkut faham,'' ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News