PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Rais Syuriah PBNU, KH Afifudin Muhajir, berharap pelaksanaan Muktamar NU ke-34 berjalan kondusif. Ia mengingatkan agar akhlak Muktamar NU di Alun-Alun Jombang dan Makassar tidak sampai terulang.
"Sebab, NU bukanlah organisasi politik praktis, tetapi organisasi untuk kemaslahatan umat, khususnya menjaga ideologi Aswaja An-Nahdliyah," ujarnya saat berbincang kepada BANGSAONLINE.com di Pondok Pesantren Salafiyah, Sukorejo, Situbondo, Minggu (31/10).
BACA JUGA:
- Di Konawe, Khofifah Ungkap Pesan Hadratussyaikh, yang Berjuang di NU Diakui Santrinya
- Ghibah Politik Ramadhan: Menyoal PBNU tentang Politik Dinasti dan Misi Gus Dur
- Puncak Haul Kiai Moenasir, Panglima Perang NU, Pendiri Kodam V/Brawijaya, Alumnus Tebuireng
- Unggul dalam Real Count, Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Euforia
Dalam kesempatan ini, Kiai Afif juga mempertanyakan perebutan Ketua Tanfidziyah, yang notabene jabatan itu hanyalah pelaksana. Padahal, struktur tertinggi di NU adalah Rais Aam
"Rais Aam itu kan jabatan puncak di NU, kenapa kok Tanfidziyah yang diperebutkan, ada apa ini," tuturnya.
Meski demikian, ia tidak mempersoalkan soal siapa yang mengisi dua jabatan tersebut. Asalkan, Muktamar NU ke-34 berjalan kondusif dan tidak ditopang kepentingan politik dan hal lainnya.
"Selama tidak ada intervensi politik, suap menyuap, dan tidak ada drama panitia, pasti akan berjalan baik," kata Kiai Afif.
"Muktamar itu berjalan kondusif kalau para muktamirin, panitia, dan semua tokoh-tokoh NU kompak berpegang pada aturan AD/ART. Sebaliknya, kalau aturan tersebut diabaikan maka seterusnya tidak akan bisa kondusif," paparnya menambahkan.