Tegas! Kapolri Copot 7 Pejabat Polisi

Tegas! Kapolri Copot 7 Pejabat Polisi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Foto: Dok Humas Mabes Polri

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menunjukkan tanggung jawabnya untuk melakukan pembenahan di internal Polri agar jauh lebih baik. Salah satunya yakni berkomitmen untuk 'potong kepala' agar Polri menjadi apa yang diharapkan oleh masyarakat dan semakin dicintai.

Komitmen itu ditunjukkan Listyo Sigit Prabowo dengan mencopot tujuh pejabat kepolisian di beberapa wilayah jajarannya, yakni;

1. Kombes Pol Franciscus X. Tarigan, Dirpolairud Polda Sulbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

2. AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

3. AKBP Dedi Nur Andriansyah, Kapolres Pasaman Polda Sumbar ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

4. AKBP Agus Sugiyarso, Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

5. AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nganjuk Polda Jatim ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

6. AKBP Saiful Anwar, Kapolres Nunukan Polda Kaltara ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

7. AKBP Irwan Sunuddin, Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel ke Pamen Yanma Polri (dalam rangka evaluasi jabatan).

Pencopotan satu Komisaris Besar Polisi itu tertuang dalam surat telegram nomor ST/2279/X/KEP./2021 per tanggal 31 Oktober 2021. Sementara itu, enam AKBP dicopot dalam telegram nomor ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021. Kedua telegram itu ditandatangani oleh Asisten SDM , Irjen Pol Wahyu Widada, atas nama .

"Ya ini tentunya sebagaimana komitmen dan pernyataan Pak , soal 'ikan busuk mulai dari kepala', kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Serta semangat dari konsep Presisi. Komitmen ini jelas untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menuju Polri yang jauh lebih baik lagi," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/11).

Dengan adanya keputusan tersebut, Argo menegaskan, seluruh personel Polri harus mampu memiliki jiwa kepemimpinan yang mengayomi dan melayani masyarakat maupun anggota dengan sangat baik. Dengan adanya komitmen ini, ia berharap bisa menjadi efek jera bagi siapa pun personel Kepolisian yang melanggar aturan.

"Jadilah pemimpin yang teladan, bijaksana, memahami, mau mendengar, tidak mudah emosi, dan saling menghormati. Dengan begitu, Polri ke depannya akan semakin mendapatkan kepercayaan di masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, mengutip peribahasa terkait kepemimpinan, 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala' atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di Kepolisian dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah, atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan bukan hanya teori dan pepatah," kata Sigit.

Sebagai , ia memastikan bahwa dirinya beserta Pejabat Utama Mabes Polri memiliki komitmen untuk memberikan reward bagi personel yang menjalankan tugasnya dengan baik dan bekerja keras untuk melayani serta mengayomi masyarakat.

"Saya dan seluruh pejabat utama memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward, kalau saya lupa tolong diingatkan," ucap Sigit.

Namun sebaliknya, Sigit menegaskan, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada. Bahkan, tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, apabila nantinya masih melanggar aturan. Menurut dia, semua itu dilakukan untuk kebaikan Korps Bhayangkara.

"Namun terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai," urai Sigit. (ana/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO