Manfaatkan Resolusi Partai Komunis China, Xi Jinping Bakal Jadi Presiden Tiga Periode

Manfaatkan Resolusi Partai Komunis China, Xi Jinping Bakal Jadi Presiden Tiga Periode Xi Jinping. Foto: CNN

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Posisi Presiden China makin kuat. yang menjadi penopang utama kekuasaan XI Jinping terus memberikan kekuasaan. Bahkan nyaris mutlak.

Ini tampak dari keputusan terkait resolusi (PKC) yang dirilis, Kamis (11/11/2021). memang menjabat Sekjen . Otomatis semua pengurus tunduk.

Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu

Tak aneh, jika melontarkan puja-puji terhadap Xi terhadap resolusi yang disebut-sebut dapat membuka jalan bagi untuk berkuasa tiga periode.

mengakui Jinping telah berhasil menyelesaikan banyak masalah lama yang belum terselesaikan. Jinping juga dianggap sukses membawa impian China yang sejak dulu dinantikan.

"Kami berjanji untuk dengan tegas menjunjung tinggi posisi inti Kamerad di Komite Sentral dan di partai secara keseluruhan. Dan, menjunjung tinggi otoritas Komite Sentral dan kepemimpinannya yang terpusat dan terpadu untuk memastikan bahwa semua anggota partai bertindak serempak," tulis resolusi itu dikutip CNN International, Minggu (14/11/2021).

Baca Juga: China Bakal Bantu Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

Melalui resolusi itu juga, para anggota Komite Pusat PKC mendeklarasikan ideologi merupakan esensi kebudayaan China. Resolusi doktrin itu merupakan yang pertama sejak 40 tahun terakhir dan berpotensi memberikan mandat yang memperbesar peluangnya memimpin China seumur hidup.

Isi lengkap resolusi itu belum terungkap. Namun, para analis memprediksi resolusi ini bakal memperkuat cengkeraman dalam politik China. Selama menjabat, terus menyerukan kampanye anti-korupsi dan memperkuat perekonomian dalam negeri.

Rapat pleno ini juga akan membuka jalan untuk kongres ke-20 PKC yang bakal digelar pada musim gugur mendatang. Dalam kongres itu, diperkirakan bakal diberikan kuasa untuk memerintah selama tiga periode.

Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara

merupakan presiden ketiga China yang merilis resolusi . Sebelum , hanya Mao Zedong dan Deng Xiaoping yang pernah menerbitkan resolusi pada tahun 1945 dan 1981. Kedua pemimpin China itu sama-sama menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkuat cengkeraman kepemimpinan hingga akhirnya mereka meninggal dunia.

Dalam doktrin Mao yang dipublikasikan pada 1945, resolusi berfokus pada penyingkiran musuh politik dan upaya menciptakan prinsip nilai bahwa hanya dia yang memiliki 'garis pemimpin yang benar' untuk memimpin partai.

Sementara dokumen resolusi Deng berisikan kutukan terhadap gagasan Revolusi Kebudayaan Mao. Deng juga menggunakan dokumen itu untuk memperkuat kekuasaan atas China.

Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina

"Dalam kedua kasus, Mao dan Deng Xiaoping, kedua orang ini menggunakan rapat dan resolusi komite sentral untuk mempertegas kekalahan lawan politik dan memperkuat diri mereka," kata mantan diplomat Charles Parton dalam laporan yang ditulis untuk Council on Geostrategy seperti dikutip The Straits Times.

Peneliti China di lembaga think-tank Chatham House, Yu Jie, mengatakan resolusi kali ini akan membentuk sentralisasi kekuatan politik yang lebih kuat dalam internal .

"(Resolusi) itu juga menandai era baru China di bawah , yang secara ekonomi lebih makmur dengan kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk bermain peran di lingkup internasional," kata Yu. (CNBC)

Baca Juga: Tragedi Sosial, Tak Bisa Belikan iPhone, Seorang Ayah Berlutut Minta Maaf pada Putrinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO