Kena Prank Pemerintah, Dapat Bansos Rp 2,4 Juta Berubah Jadi Pinjaman BRI

Kena Prank Pemerintah, Dapat Bansos Rp 2,4 Juta Berubah Jadi Pinjaman BRI Dahlan Iskan

Dua hari kemudian, saya ingin mengambil uang jilbab itu. Saya butuh uang buat belanja dagangan lagi.

Sampai di ternyata dana saya itu nggak bisa ditarik. Dananya ada. Di cetakan di buku juga terlihat. Tapi saya tidak boleh ambil uang tersebut.

Kaget dong. Itu kan rekening saya. Masak ngga boleh ambil uangnya.

Antrelah saya di customer service. Mengadu. Ternyata, rekening saya itu diblok. Tidak boleh diambil uangnya. Alasannya: sebagai ganti cicilan uang bantuan yang Rp 2,4 juta tahun 2019 dulu itu.

Pikiran saya, loh, itu kan bentuknya bantuan. Bukan pinjaman. tidak bisa menjelaskan: kenapa rekening saya diblok. Katanya, mereka hanya sebagai penyalur saja.

Waktu menerima bantuan itu sama sekali tidak ada dokumen pinjam meminjam. Tidak ada akad kredit.

Saya penasaran bagaimana bantuan Rp 2,4 juta berubah jadi pinjaman, justru setelah dipakai.

Saya ganti pindah ke kantor lainnya. Siapa tahu ada kesalahan di yang pertama. Eh ternyata sama. Tapi yang ini disertai penjelasan. Bahwa di 2020, Oktober, saya sudah dianggap mampu. Buktinya saya sudah bisa bikin CV.

Padahal CV itu saya buat dengan uang pinjaman. Yakni dari seseorang yang Anda pasti sudah tahu.

Lucunya, saya justru diminta melunasi kekurangan dari total Rp 2,4 juta itu.

Astaga naga! Bagaimana tidak. Saya merasa di-prank oleh pemerintah.

Tetiba saya ingat nasib orang-orang yang menerima bantuan traktor yang setelah selesai seremoni traktornya diambil lagi.

Pagi ini saya sudah berdoa, sudah zikir pagi. Saya bisa menulis ini sambil menunggu pembeli. Tentang toko ini:

Akhir September lalu, pemilik toko meminta dana sewa toko. Katanyi, dia lagi butuh dana, sangat. Dia bilang nggak apa-apa dibayar 6 bulan dulu. Nanti, bulan April tahun depan, baru dibayar untuk 6 bulan berikutnya. Saya bayar yang 6 bulan dari pinjaman itu.

Eh, ada masalah dadakan. Seminggu yang lalu ortunyi wafat. Dan dia meminta yang 6 bulannya lagi. Ya Allah ...peningnya nih kepala.

Saya mencoba cool calm. Dia butuh uang saya butuh waktu. Saya bilang, saya usahakan akhir November ya. Saya bilang nggak bisa dadakan begitu.

Dia setuju. Legaaaa.... masih bisa bernapas sebulan.

Tiba-tiba teman butuh bantuan. Anaknyi belum bayar uang sekolah. Aduuuuh! Pusing karena toko belum hilang. Datang pula pusing baru.

Saya bilang, saya belum bisa membantu lagi. Tapi.... bagaimana ini, menyangkut urusan sekolah anak. Bagaimana kalau anaknyi ngga bisa sekolah? Kebayang saya pontang panting bulan Agustus lalu. Ketika anak saya di-bully akibat uang sekolah. Saya jadi kasihan sama anaknyi.

Ya sudahlah saya bantu. Tapi tidak semua (berharap semoga Allah bantu saya dimudahkan masalah saya sendiri).

Tiba-tiba saya ingat Juliari yang meluncurkan bantuan itu. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO