Terima Dubes RI untuk Tunisia, Gubernur Khofifah Perkenalkan Potensi Perdagangan di Jatim

Terima Dubes RI untuk Tunisia, Gubernur Khofifah Perkenalkan Potensi Perdagangan di Jatim Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, saat berkunjung menemui Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Grahadi.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) RI untuk Tunisia, , di , Surabaya, Senin (29/11) malam. Dalam agenda tersebut, Khofifah mempromosikan potensi ekosistem ekonomi serta perdagangan di wilayahnya dan mengungkapkan data perdagangan Jatim-Tunisia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim sejak tahun 2017-2021 neraca perdagangan kedua wilayah senantiasa menunjukkan defisit bagi Jawa Timur, khususnya untuk periode Januari-Agustus 2021 senilai minus US $3,32 juta, dengan rincian yaitu nilai ekspor Jawa Timur ke Tunisia sebesar US$1,66 juta dan nilai impor Jawa Timur dari Tunisia sebesar US$4,97 juta.

"Neraca perdagangan kita dengan Tunisia masih defisit Pak Dubes. Ada banyak hal yang bisa dilakukan kerja sama Jatim-Tunisia," ujarnya.

Ia memaparkan, ada beberapa komoditi ekspor non-migas Jatim ke Tunisia, seperti bahan kimia organik, tembakau, ampas/sisa industri makanan, biji-bijian berminyak serta perabot/penerangan rumah. Sedangkan untuk impor Jawa Timur dari Tunisia antara lain, buah-buahan, ikan dan udang, bahan kimia anorganik, serta mesin-mesin/pesawat mekanik.

Terkait investasi, Khofifah memyampaikan bahwa sampai dengan saat ini tercatat belum ada investasi yang masuk dari Tunisia di Jawa Timur. Padahal, potensi ekosistem ekonomi dan perdagangan terus dibangun di Jatim, ditambah berbagai fasilitas untuk menunjang UMKM.

"Jatim ini punya Rumah Kurasi yang diinisiasi oleh Bank Indonesia. Ada juga Pondok Kurasi dari dinas perdagangan. Keduanya telah membantu UMKM kami untuk mencapai standarisasi produk yang dapat diterima oleh pasar nasional maupun internasional," ungkapnya.

Ia pun berujar, Jatim menjadi satu-satunya di Indonesia yang memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sesuai standar BNSP. Bahkan, Kemendag RI baru saja memiliki export center pilot project untuk UKM Jatim, yang mana salah satu programnya adalah menyukseskan Program One Pesantren One Product () Jatim.

"Kalau yang sudah terekspor ke Tunisia dari ini adalah kopi. Bahkan sudah ada communal brand-nya. Untuk itu, kita harus menyiapkan produk dalam jumlah yang cukup besar. Poin pentingnya adalah formatnya, di mana kita lakukan ini melalui pesantren," paparnya.

"InsyaAllah dengan usaha ini semua bisa menjadi resonansi terhadap peradaban Islam dunia bagaimana Islam ini, termasuk umat Muslim Indonesia, penuh kasih, damai dan menjadi rahmatan lil 'alamin," tuturnya menambahkan.

Klik Berita Selanjutnya

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO