KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemkot Kediri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri berhasil mencatatkan dua warisan budaya tahu takwa dan tenun ikat kediri dalam Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional (HAKI KIK).
Tenun Ikat Kediri diakui dalam jenis Ekspresi Budaya Tradisional "Seni Rupa – Dua Dimensi, Seni Rupa – Tiga Dimensi". Sementara tahu takwa diakui dalam jenis pengetahuan tradisional kemahiran membuat kerajinan tradisional, makanan/minuman tradisional, moda transportasi tradisional.
Baca Juga: Sidak Pasar Jelang Nataru, DKPP Kota Kediri Pastikan Semua Produk Hewani Penuhi Standar ASUH
“Ini adalah pencapaian luar biasa yang patut kita syukuri bersama, dengan paten HAKI KIK ini. Tentunya bentuk apresiasi pada para leluhur atau pendahulu yang telah mewariskan pada kita tinggalan budaya tahu takwa dan tenun ikat Kediri,” kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Selasa (30/11).
"Para pendahulu kita merupakan inventor, para penemu yang jenius. Kita yang diwarisi warisan ini harus merawatnya, salah satunya dengan mematenkannya biar bisa terus dinikmati anak cucu," sambungnya.
Wenurut Wali Kota Kediri, paten HAKI KIK itu sudah cukup untuk mengkonter daerah lain melakukan klaim pada tahu takwa dan tenun ikat kediri.
Baca Juga: Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke-76, Sekdakot Kediri Bacakan Pidato Presiden Prabowo
“Agar tidak terjadi saling klaim dan rebutan, toh masing-masing daerah punya keunikan budaya masing-masing. Jadi kita hormati dengan bentuk paten yang resmi, biar negara yang mengakui melalui surat resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,” jelasnya.
(Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional/HAKI KIK)
Baca Juga: Pemkot Kediri Apresiasi Wajib Pajak yang Tertib dan Taat
Berbagai upaya menuju paten HAKI KIK itu telah sejak lama digagas oleh Mas Abu, sapaan Wali Kota Kediri. Salah satunya dengan terus mendukung even tahunan Dhoho Street Fashion yang dipelopori oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Ferry Silviana Abu Bakar.
Even itu banyak mengundang desainer nasional seperti Didiet Maulana, Lenny Agustin, Priyo Oktaviano, Hanni Hananto, dan Era Soekamto untuk membuat rancangan busana berbahan Tenun Ikat Kediri.
Dekranasda Kota Kediri tahun 2020 juga meluncurkan buku Tenun Ikat Kediri: Menjalin Harmoni, Menjaga Tradisi yang ternyata masuk sebagai salah satu bukti pendukung terbitnya HAKI KIK ini.
Baca Juga: Sambut Nataru, Disperdagin Kota Kediri Tera Ulang SPBU
Sementara, tahu sebagai kuliner tertua yang diperkenalkan oleh etnis Tionghoa di nusantara ternyata juga masuk melalui Kota Kediri saat armada Kubilai Khan merapat di dermaga Sungai Brantas pada tahun 1292.
“Saat mengunjungi Kediri, kami mendapati tempat berlabuhnya jung-jung Mongol di kota itu yang sampai hari ini masih disebut Jung Biru. Armada ini mempunyai jung-jung khusus untuk mengurus makanan tentara, termasuk satu yang khusus untuk menyimpan kacang kedelai dan membuat tahu,” kata Suryatini N. Ganie dalam buku Dapur Naga di Indonesia yang dikutip ulang oleh Historia. (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News