BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Bojonegoro memiliki bermacam produk kesenian tradisional yang masih berkembang di masyarakat. Seperti seni pertunjukkan Sandur, Oklik, dan Lesung. Masing-masing memiliki pesan yang mampu memberikan nilai-nilai pendidikan, hiburan, serta pelestarian untuk menyelaraskan kehidupan masyarakat dengan lingkungan sekitarnya.
Di usianya yang memasuki 344 tahun, Kabupaten Bojonegoro mulai banyak mengalami perubahan, baik segi infrastruktur, budaya, maupun perkembangan masyarakat yang lebih modern. Perayaan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) 2021 Oktober lalu menjadi momen untuk melakukan refleksi di tengah perayaan atas capaian yang sudah dilakukan dalam setahun belakangan.
Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah
Sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan dalam kebudayaan masyarakat, Sayap Jendela Arts Laboratory didukung oleh Pemkab Bojonegoro bersama Operator Lapangan Migas Banyuurip Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited menggelar pertunjukan Sandur Kolosal bertajuk Sebuah Kado dari Wak Tangsil untuk Hari Jadi Bojonegoro ke-344 pada 4 Desember 2021, pukul 19.00 WIB. Pertunjukan Sandur Kolosal ini dilaksanakan secara daring melalui akun YouTube Pemkab Bojonegoro bersama Sandur Kembang Desa.
"Dengan begitu diharapkan bisa menciptakan keseimbangan dalam pembangunan sebuah daerah yang berbudaya. Perkembangan yang menuju ke arah kemajuan adab, budaya, dan persatuan untuk mempertinggi derajat kemanusiaan," ujar Sutradara Pertunjukan Sandur Kolosal, Oky Dwi Cahyo ditemui Sabtu (4/12) pagi.
Baca Juga: EMCL Sukses Lakukan Pengapalan ke 1.000 Minyak Mentah Blok Cepu untuk Indonesia
Produk kesenian tradisional masyarakat Bojonegoro yang sangat kaya dengan nilai-nilai pendidikan dan keseimbangan hidup, lanjut dia, seharusnya bisa menjadi identitas daerah jika ada upaya pelestarian dan pengembangan. Beberapa produk kesenian yang masih ada dan lestari di masyarakat sampai saat ini di antaranya Sandur, Oklik, Lesung, dan Gamelan.
"Mengangkat kesenian rakyat ini bisa menjadi upaya agar tidak terserabut akar terbentuknya masyarakat Bojonegoro yang dinamis dan kaya akan kebudayaan," pungkasnya.
Sementara itu, Kabid PIKP Dinas Kominfo Kabupaten Bojonegoro, Nanang Dwi Cahyono, mendukung penuh kegiatan yang dilakukan oleh para pelestari budaya yang berasal dari Bojonegoro, salah satunya dengan melakukan pertunjukan Sandur Kolosal sebagai bentuk pengembangan kesenian tradisional khas Bojonegoro.
Baca Juga: Difasilitasi EMCL, Nelayan di Tuban-Lamongan Berlomba Buat Sambal dan Olahan Hasil Laut
"Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan produktif seperti ini. Selain pembangunan fisik yang gencar digalakkan Ibu Bupati, pelestarian tradisi perlu tetap dijaga," katanya.
Sementara Humas dan Juru Bicara ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) Rexy Mawardijaya mengungkapkan, dalam memeriahkan Hari Jadi Bojonegoro ke-344 tahun ini EMCL turut berkontribusi melalui pelestarian budaya lokal.
"EMCL didukung oleh SKK Migas turut berkontribusi dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro ke-344 tahun melalui pelestarian budaya lokal. Terima kasih atas dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terhadap operasi EMCL," ungkapnya. (nur/rev)
Baca Juga: Peletakan Batu Pertama Masjid Darussalam Trucuk Bojonegoro, Khofifah Bahas soal Perdamaian Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News