Jangan Berorientasi Jadi PNS, Kiai Asep Minta Jadi Ulama, Pemimpin, Konglomerat, dan Profesional

Jangan Berorientasi Jadi PNS, Kiai Asep Minta Jadi Ulama, Pemimpin, Konglomerat, dan Profesional Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menyampaikan di depan para wali santri yang mengambil rapot di Pondok Pesantren Aamanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya, Sabtu (1/1/2022) malam. Foto: M Mas'ud Adnan/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr , MA, minta agar para lulusan Pondok Pesantren tidak berorientasi jadi pegawai negeri sipil (). Tapi harus punya

“Boleh-boleh saja jadi pegawai negeri. Tapi harus punya ,” tegas Saifuddin Chalim di depan para wali santri atau wali murid yang mengambil rapor putra-putrinya di Pondok Pesantren Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Sabtu (1/1/2022) malam.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran

sendiri adalah dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.

Menurut , kalau lulusan berorientasi jadi , maka kehidupannya bakal kurang sejahtera. “Ya biasanya rumahnya kecil, ukuran berapa, mobilnya ya paling Avanza,” kata yang disambut tawa para wali santri yang memenuhi halaman Sekolah SMA Unggulan Surabaya.

Karena itu, minta agar para lulusan mengikuti jejaknya, yaitu ber. “Dulu saya hanya guru SMP swasta, guru Bahasa Inggris. Kalau saya tak punya tak seperti sekarang,” tegasnya.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Tapi karena dirinya punya , maka kariernya tak mandek. bahkan menjadi Guru Besar atau Profesor di Universitas Negeri Islam Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang pengukuhannya dihadiri Presiden Joko Widodo.

“Saya satu-satunya Guru Besar, sejak zaman kemerdekaan hingga sekarang, yang pengukuhannya dilakukan Presiden. Di akhir sambutannya Pak Jokowi menyampaikan, izinkan saya menyebut lengkap Prof Dr , MA,” kata .

juga memberi contoh salah satu putranya yang bernama Muhammad Dzul Azmi Al Mutawakkil Alallah. Menurut dia, Gus Azmi – panggilan Muhammad Dzul Azmi Al Mutawakkil Alallah – adalah lulusan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Ia apoteker.

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

“Banyak tawaran beasiswa. Tapi ia tak mau. Ia memilih jualan mie,” kata . Menurut , Gus Azmi akan melanjutkan kuliah S2 ke Belanda. Tapi karena usia kuliah di Belanda itu harus 22 tahun, maka Gus Azmi yang kini baru berusia 20 tahun harus menunggu.

Nah, di sela-sela menunggu itulah, Gus Azmi merintis bisnis di Pakuwon Mall Surabaya. D iantaranya bekerja sama dengan franchise Golden Lamian.

juga menyatakan bahwa lulusan Surabaya diterima di Fakultas Kedokteran Unair dengan nilai terbaik. 

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

"Bukan Pacet. Tapi Surabaya," tegas .

lantas mengingatkan tentang empat tujuan utama lembaga Pendidikan . Menurut dia, pertama adalah untuk mencetak besar yang bisa menerangi dunia dan – terutama - Indonesia.

“Caranya bagaimana? Kita kirim (lulusan ) ke Mesir, Maroko, Lebanon, dan negara-negara lain. Saya setiap tahun keliling dunia, nyambangi anak-anak kita (santri ) yang kuliah di luar negeri. Tapi tahun ini negara-negara itu lockdown sehingga saya belum bisa berangkat,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu. Lulusan memang banyak di perguruan tinggi luar negeri.

Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto

Kedua, kata , tujuan utama adalah mencetak pemimpin dunia dan Indonesia.

Caranya bagaimana? Membaca buku-buku orang besar, orang yang sudah sukses. menunjukkan buku tentang perjalanan hidup dirinya kepada para wali santri agar siswa-siswi yang sekolah di membacanya.

Ketiga, tegas , mencetak para besar yang bisa berkontribusi untuk terwujudnya kejahteraan bangsa Indonesia.

Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah

Keempat adalah mencetak profesional yang bertanggung jawab sesuai bidangnya masing-masing.

mengingatkan agar semua santri tak malu punya . Ketua Pembina DPP Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) itu mengaku bahwa dirinya dulu pernah malu punya . Ia bercerita saat mendirikan pondok pesantren di Pacet Mojokerto sempat dilecehkan karena punya .

“Waktu berdoa mendirikan madarasah bertaraf internasional mereka mengamini tapi dengan (nada) pelecahan,” katanya.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Serahkan SK Pensiun PNS TMT Februari-Mei 2025

kemudian menemukan referensi Hadits tentang pentingnya punya untuk mencapai sukses. “Innallaha yuhibbu ma’aliayal umur wayakrahu safsafaha. Sesungguhnya Allah senang pada orang yang tinggi urusannya, yang tinggi cita-citanya dan Allah benci pada orang yang rendah urusannya, yang rendah cita-citanya,” kata .

Sejak itu, tutur , dirinya tak peduli ditertawakan orang karena punya .

“Karena saya tahu Allah senang pada saya karena punya ,” katanya.

Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana

menegaskan bahwa sangat all out untuk mengajar dan mendidik putri-putri para wali santri. “Tiap minggu try out. Tiap bulan saya memberi pengarahan pada para guru,” tegas kiai miliarder tapi dermawan itu.

mengaku tak kenal lelah untuk mendidik putra-putri para wali santri. “Saya mulai jam 3 tadi malam. Salat malam. Lalu mengajar ngaji di pondok di Pacet. Kemudian mengajar ngaji di kampus Institut KH Abdul Chalim. Setelah itu langsung ke Surabaya. Pukul 10 tadi pagi sudah dimulai di sini (Siwalankerto). Tadi pagi Tswanawiyah, SMA, SMP, sekarang Aliyah,” tegas . (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO