Kejujuran Pilpres, dan Atasi Pencurian Suara, Harus Belajar ke Amerika?

Kejujuran Pilpres, dan Atasi Pencurian Suara, Harus Belajar ke Amerika? Dahlan Iskan

Kejadiannya sendiri di kelas –waktu belajar. Teman sekelas saya dari berbagai negara yang berbahasa non-Inggris.

Saya naik bus kota ke kelas itu. Hari itu saya tidak membawa buku atau kertas.

Ketika ada tugas menulis saya celingukan. Gurunya lagi keluar kelas. Saya lihat begitu banyak kertas di meja guru itu. Saya berdiri untuk mengambilnya satu lembar.

Saat mengambil kertas itulah guru saya masuk kelas. Ia berhenti. Seperti tertegun. Matanya melihat saya. Tatapannya penuh keheranan.

"Anda mengambil kertas dari meja saya?" katanya.

"Iya. Hanya satu lembar," jawab saya.

"Kenapa tidak minta izin?" katanya lagi.

"Anda lagi tidak ada tadi," jawab saya.

"Tapi itu kan bukan milikmu?" katanya lagi.

Saya lemas.

Kalimat terakhirnya itu menyadarkan saya bahwa saya telah mencuri. Saya tidak bisa berkata-kata lagi. Saya tahu perbuatan seperti itu tidak bisa dimaafkan. Ditonton pula orang satu kelas.

Mencuri adalah mencuri. Pun satu lembar kertas. Pun saya sudah membayar mahal kursus itu –termasuk membayar mahal guru itu.

Mencuri adalah mencuri.

Pun untuk satu lembar kertas.

Kata-kata itu, peristiwa itu, filsafat kejujuran di baliknya membekas sangat dalam. Melebihi pelajaran fikih Islam yang diajarkan selama 6 tahun di madrasah.

Itu bukan soal dosa.

Itu masalah mengambil barang yang bukan milik saya.

Mencuri adalah mencuri.

Sejak peristiwa itu saya tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Pun sampai pulang. Adegan itu begitu hidupnya di benak saya –sampai pun 40 tahun kemudian.

Saya gagal belajar bahasa Inggris. Saya tetap tidak bisa tahu apa arti ''hotel'' yang dimaksud dalam syair lagu Hotel California.

Berkali-kali, selama kursus itu, saya harus mendengarkan lagu tersebut. Di lab bahasanya. Pakai earphone. Tetap tak bisa tahu apa arti kata itu.

Untunglah belakangan ada lagu Hotel Kalioso yang dinyanyikan sebagai Hotel California. Saya mengerti sepenuhnya artinya: kan pakai bahasa Jawa. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO