KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Aldi (13), warga Desa Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sudah lama ditinggal mati ayahnya. Bahkan saat ditinggal ayahnya, Aldi baru saja bisa memanggil sang ayah. Namun, ayah Aldi harus pergi untuk selamanya dengan meninggalkan Aldi bersama adik, ibu, dan neneknya.
Sudah bertahun-tahun sejak kematian ayahnya, siswa MTs swasta di Pare itu harus membantu ibunya untuk bekerja. Mereka mencari dan menjual rongsokan untuk ditukarkan menjadi pundi-pundi rupiah.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Aldi setiap hari harus membagi waktunya, bukan untuk tugas sekolah, bukan pula bermain seperti yang dilakukan anak-anak seusianya. Namun, ia harus melakukan tugas rumah tangga seperti menyapu, memasak, bahkan bekerja pun harus ia lakukan.
Peni, ibunda Aldi sudah satu bulan ini menderita sakit lambung yang membuatnya hanya bisa terbaring tanpa bisa melakukan aktivitas apapun.
Padahal mereka sudah tidak memiliki ayah untuk menopang hidup mereka. Ibunya lah yang selama ini menjadi tulang pungung keluarga.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
Aldi adalah sosok yang mandiri. Selain mengumpulkan rongsokan bersama ibunya, Aldi sudah terbiasa dengan aktivitas rumah tangga. Aldi beberapa kali kadang tidak bisa masuk sekolah, karena harus mengurus ibunya ketika sakitnya kambuh. Termasuk untuk mencari rongsokan, sementara juga harus terhenti.
Pihak sekolah sangat mengerti dan maklum dengan kondisi keluarga Aldi. Neneknya yang sudah tua dan adiknya yang masih kecil tidak bisa banyak membantu. Akhirnya mau tidak mau Aldi yang menjalani hampir seluruh pekerjaan rumah sambil tetap merawat ibunya.
Saat sakit ibunya sedang kambuh, inilah saat Aldi tidak ada pemasukan, karena tidak bisa mencari rosok untuk dijual. Memang ada bantuan dari kerabat yang hanya cukup untuk kebutuhan seadanya. Apalagi membawa ibunya untuk berobat, niat yang selalu diurungkannya karena tidak ada biaya sama sekali.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Mendapat informasi keberadaan keluarga Aldi tersebut, Tim Aksi Cepat Tanggap Kediri langsung mendatangi rumah Aldi, termasuk dengan membawa Tim Medis ACT Kediri.
Ketika Tim Medis ACT Kediri datang, kondisi ibu Aldi sangat lemah dan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Aldi si pejuang kecil ini pun yang mencari pertolongan untuk kesembuhan ibunya.
Ketika ditanya Tim Aksi Cepat Tanggap, satu-satunya keinginannya adalah ibunya dapat sembuh. “Hanya ingin ibu bisa sehat lagi, kami sedih kalau Ibu merintih kesakitan,” ucap anak kecil itu.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
Keinginan menghadirkan kehidupan yang layak untuk keluarga yatim ini pun kemudian mendorong Tim ACT Kediri mengajak Sahabat Dermawan di manapun berada untuk mengukir senyum di wajah Aldi dan keluarganya.
"Tim berikhtiar untuk memenuhi kebutuhan pokok, meliputi pangan, kesehatan dan berbagai kebutuhan lain," kata Amaliah Nurlaili, Marketing Communication ACT Kediri, Rabu (23/2). (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News