Bupati Dhito Tak Ingin Produksi Pakaian Khas Dikuasai Pembatik Luar Kediri

Bupati Dhito Tak Ingin Produksi Pakaian Khas Dikuasai Pembatik Luar Kediri Tim Kajian Pakaian Khas Kabupaten Kediri saat melakukan sosialisasi pakaian khas di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri. foto: ist.

Untuk penentuan harga pakaian khas maupun batik khas itu, pemkab sepenuhnya akan menyerahkan kepada pembatik karena ada beberapa pertimbangan seperti bahan dan cara produksi batik tulis, cap, maupun printing yang mempunyai klasifikasi harga tersendiri.

“Punya klasifikasi tersendiri. Ada yang kualitas biasa hingga premium. Yang lebih penting adalah mengenalkan pakaian khas kita ini,” tandasnya.

Terpisah, Ketua Koperasi Batik Kirana Kabupaten , Sunaryo menjelaskan, pihaknya beserta seluruh pembatik yang ada di Kabupaten siap untuk mencetak pakaian khas dalam jumlah besar.

Dirinya optimis perhatian bupati terhadap kebudayaan dan kesenian semacam ini akan dapat memulihkan kembali ekonomi bagi para pelaku UMKM khususnya pembatik yang ada di Kabupaten dan sekitarnya.

“Dengan diangkatnya pakaian khas Kabupaten yang dicanangkan akan digunakan untuk pakaian dinas harian (PDH) untuk ASN dan mungkin masyarakat luas, menjadi peluang yang luar biasa. Salah satu sarana yang bisa mengangkat perekonomian yang ada di Kabupaten ,” tutur Sunaryo.

Ia menyebutkan, dirinya bersama 23 anggota Koperasi Batik Kirana ini sudah mengantongi detail desain dan pakem sehingga diharapkan tidak ada kesulitan yang dialami. Menurutnya, motif-motif pada pakaian khas ini sangat mudha untuk dipelajari dan dikembangkan.

Adapun pakaian khas untuk pria diberi nama Wdihan Kadiri dan Ken Kadiri untuk perempuan. Sedangkan Widhan Kadiri sendiri terdapat dua jenis. Yakni Wdihan Kadiri Satria untuk pakaian khas resmi, dan Wdihan Kadiri Mapanji untuk kegiatan keseharian. (uji/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO