Meski Dipecat IDI, Terawan Tetap Nyuntik Pejabat Tinggi Pakai Vaksin Nusantara, Loh?

Meski Dipecat IDI, Terawan Tetap Nyuntik Pejabat Tinggi Pakai Vaksin Nusantara, Loh? Dahlan Iskan

Apakah itu ada literaturnya?

"Ada," jawabnya. "Barusan saya kirim ke Anda lewat email. Itu literatur papan atas dari New England Journal Medicine," jawabnya.

Saya bukan dokter. Bukan peneliti. Bukan ahli. Saya penulis. Saya tidak berhak menilai apakah yang dilakukan Terawan dalam praktik "cuci otak"-nya itu adalah penemuan obat –yang harus lewat uji coba dalam disiplin penelitian. Atau metode pengobatan.

Saya juga tidak berhak menilai apakah untuk sebuah metode pengobatan juga harus lewat uji coba seperti dalam sebuah penelitian.

Anda lebih tahu.

Saya hanya tahu Terawan tetap tenang dalam sikapnya, senyum dalam bibirnya dan menyuntik tokoh di rumah sakitnya.(Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Sodiq Amin

Aju Y

Kami dari Petugas Rumah Sakit Jiwa Meminta Maaf sebesar2 nya karena koment atas nama yafni alris husin adalah pasien kami, yang sedang kami cari karena telah melarikan diri dari RSJ 2 minggu yang lalu, jika ada yang menemukan pasien tersebut harap segera melaporkan ke kami, agar kami segera kembalikan ke RSJ dan tidak sembarang menuduh orang lain lagi guna kenyamanan kita bersama, terima kasih.

Ishak Rais

Ternyata stabilitas indonesia sangat tergantung dari Pakistan khususnya Punjab. Bayangkan kalau Punjab (Raam Punjabi Cs) memblokir sinetron di Indonesia maka Mak-Mak akan galau dan gelisah menebak kelanjutan dari cerita selingkuhan si Anu. Kegalauan tsbt sampai membuat mereka memblokir pelayanan kepada bapak-bapak. Akibatnya anda sudah tahu, bapak-bapak akan kelimpungan, produktivitas menurun, efeknya stabilitas nasional akan terganggu. Uraaaaaa....

Budi Utomo

Btw, Sindhu (Sansekerta) atau Sindh (Hindi/Urdu) konon adalah Bapa Moyang bangsa India. Sama seperti Rama (Sansekerta) atau Romo (Jawa) yang artinya Bapa. Sekarang Sindh menunjuk kepada nama etnis dan nama provinsi dan nama bahasa lokal di PAK-istan. PAK-istan sendiri konon adalah istilah yang merupakan singkatan tiga wilayah yaitu Punjab-Afghan-Kashmir plus akhiran Istan yang artinya Negara. Punjab atau Lima Sungai kini juga menjadi nama etnis dan nama provinsi serta nama bahasa di Pakistan. Selain Sindhu, bangsa India menyebut bangsa mereka sebagai bangsa Bharat. Bahasa Sansekerta dari istilah Hindi untuk “Bharat” adalah “Bharata”. Seperti yang ada dalam istilah Maha-Bharata-Yudha atau Great-Indian-War atau Perang Besar India. Seperti yang juga tercermin dalam nama Partai nya Narendra Modi yaitu Bharat-iya Janata Party (BJP) atau Partai Rakyat India atau India People Party.

@bagus aryo sutikno. Beruntunglah NKRI tak sepenuhnya kapitalis tapi juga tak sepenuhnya sosialis. Food & Energy dikuasai Negara melalui Bulog dan Pertamina/PLN. Tak seperti Amrik yang sektor Food & Energi dikuasai Swasta/Private Company karena menganut kapitalis ekstrem. Minyak goreng dan batubara adalah sektor Food dan Energy yang dikuasai Swasta di NKRI. Mungkin negara perlu mem-BUMN-kan perkebunan sawit dan pertambangan batubara agar Food dan Energy terkendali sehingga dua sektor penyumbang inflasi sebuah negara ini tetap aman terkendali. Tapi BUMN itu penuh resiko korupsi di satu sisi, bisa jadi “pesta pora” partai politik yang berkuasa. Privatisasi food & energy mengurangi resiko korupsi seperti di USA tapi ujung-ujungnya negara USA dikuasai kaum pengusaha/ oligarki/ konglomerat Food & Energy. Tak mudah memang untuk mengatur sebuah negara. Pilihan privatisasi BUMN seperti hobi Partai Konservatif / Kapitalis di Inggris, sebagai contoh, adalah narasi yang dilawan Partai Buruh/Sosialis di Inggris dengan mem-BUMN-kan / Menasionalisasi Big Company. NKRI, hemat saya, harus menerapkan paham Sosialis di sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti Food & Energy sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945. Tapi nasionalisasi sawit dan batubara bakal ditentang hebat karena “Anda Sudah Tahu” dua hal ini adalah sumber utama para oligarki baik di pihak yang mendukung pemerintah maupun yang oposisi

Keturunan Rama di India tak mau membantu keturunan Rahwana di Srilangka/Alengka konon karena bangsa Srilangka bermesraan dengan bangsa berkulit kuning. Demikian pula keturunan Pandawa di sebelah Timur Sungai Punjabi dan/atau Indus, tak mau membantu yang konon adalah keturunan Kurawa di sebelah Barat Sungai Punjab. Punjab adalah bahasa Hindi / Urdu masa kini untuk Panca Jabi atau Lima Sungai. Pan-jab. Versi English Pun-Jab karena Pun dibaca Pan. Lima Sungai ini terkoneksi dengan Sungai Indus. Orang Persia menyebut Hindu yang artinya Sungai untuk Indus. Sedangkan orang Yunani menyebutnya Indos. Indus/Indos adalah asal kata dari “negeri” India, “agama” Hindu, “bahasa” Hindi. Sungai Indus, lokasi kisah Mahabharata, bermuara di Laut Arab sedangkan Sungai Gangga, lokasi kisah Ramayana, bermuara di Teluk Benggala, Bangladesh masa kini. Baik Sungai Indus dan Sungai Gangga memiliki sumber utama yang sama dengan Sungai Kuning (Huanghe) dan Sungai Panjang (Changjiang atau Yangtze) yaitu gletser/ salju yang mencair di Tibet. Bangsa kulit kuning sebagai pemilik provinsi Tibet masa kini mengikuti teladan keturunan Rama Pandawa, menyerahkan nasib keturunan Rahwana Kurawa ke tangan rentenir Amerika yang disebut IMF.

bagus aryo sutikno

Batubara panen raya, palm oil juga plus SDA. Semua gembira. Sadari nggak sich Lu kalau ketahanan energi dan pangan kita itu lemah.. Tak satu pena pun berani menulis. Itu sebabnya kepercayaan pada wartawan, rendah.

bagus aryo sutikno

Ada mahar yg harus dibayar Ada perih yg harus ditagih . . . 3 periode itu pedih, Jendral

achmat rijani

Belimbing tunjuk meulah kacar / Pirik di panai wan undang papai / Bimbang hati handak ka pasar / THR disway baluman sampai

Amat Kasela

Buka puasa makan katupat/ Nyiur anum bagula lahang/ Duit THR baluman dapat/ Harga barang badahulu larang. Balum lagi jatah bini. Takur bandar

achmat rijani

Apam Baras Apam Paranggi / Waday kamir kada beragi / Hati baluas manyambut pagi / Disway hadir datang lagi.

Agus Suryono

SEJARAH BERULANG..? Dulu raja Alengka, Dasamuka "utang paksa" Sinta, ke Prabu Rama. Maka saat ditagih, dan tidak bisa mengembalikan, ibukota Alengka "diobong" atau dibakar oleh panglima perang Rama, yaitu "Jenderal" Anoman. Pemerintahan Alengka, kemudian diserahkan kepada Wibisana, adik Dasamuka, yang tunduk patuh kepada kerajaan Rama. Bisa jadi nama kerajaan Rama adalah: 1. India 2. China Tapi bukan sejarah berulang, kalau Alengka berkiblat ke IMF. He he.. (Penggemar wayang)

Jokosp Sp

Bentar........Pagi ini ada suara agag nyaring dari arah dapur.....gas habis........gas habis. Sik Mom ada apa kok pagi2 nadanya agag kenceng ? Harga Gas naik Pah. Berapa naiknya Mom ? Yang lama 12 kg bright Rp 170,000,- - sekarang Rp 210,000,-, naik Rp 40,000,-. Yang lama 5,5 kg bright Rp 70,000,- - sekarang Rp 110,000,- naik Rp 40,000,-. Itu pengaruh perang Rusia vs Ukraina, aku coba jelasin. Weh yang kemarin - kemarin ( Minyak Goreng, Solar, BBM, Tepung ) pada naik juga gara - gara Rusia - Ukraina ? Ya Mom aku jelasin. Kelapa Sawit banyak kok disalahin Rusia - Ukraina, katanya punya kebun terbesar di dunia, penghasil minyak goreng terbesar di dunia ? terus kenapa bisa mahal begitu, gag masuk logika ? Ya itu, barang dijual ke luar negeri sehingga dalam negeri kekurangan pasokan, dampaknya harga naik. Aku coba njelasin. Wah kenapa kemarin ada harga Rp 14,000,-/ liter barang langka di toko - toko ??? Waduh........tambah panjang ini mbok wedok nanyanya. Itu pasti ada yang cari kesempatan nimbun barang, buat dijual dengan harga pasar yang Rp 22,000,-/ liter. Selalu ada yang pintar ambil kesempatan dalam kesempitan. Terus Pemerintahnya ke mana, kok adem - adem saja, mana ada penimbunnya ditangkap ? Di Medsos banyak tu beritanya ada melakukan kecurangan ?. Weh aku mulai males mbahas yang ini ? Mungkin, mungkin loh ya Pak Mentrinya sibuk ngurusin partainya, kurang punya power, kurang koordinasi sehingga kalau sama pabrik sama distributornya kalah ? Ahh mbuh lah....lanjud yaaa

Aji Muhammad Yusuf

Mau nanya lagi pak dis, wir group (WIRG), ini yang heboh kok nama Y. Wahid?. Lha yang jualan saja pakai KI, sekitar 200 B. Dari jajaran komisaris sampai direkturnya juga nggak ada nama Y. Wahid?. Btw itu kas iponya masuk ke bandar apa emiten iya wkwkwk

Liam Then

Indonesia negara penuh berkah, terpuruk dua tiga kali tapi bangkit lebih kuat lagi. Negara yang rakyat kecilnya luar biasa kuat punggungnya. Mereka di bilang malas ,tapi mereka ulet berjuang tanpa dukungan. Mereka di bilang lamban,tapi mereka masa bodoh ,tetap bekerja, demi keluarga. Mereka tak pernah memikirkan kuasa. Apalagi bagi-bagi kekuasaan. Mereka hanya ingin ada nasi dan lauk terhidang di meja. Merekalah tulang punggung Indonesia kita ini, yang kita lihat sekarang, di dera cambukan kenaikan harga ,mereka mengeluh, yah ada, tapi mereka tetap bekerja. Mereka gusar, tapi mereka tetap bekerja. Naluri logika mereka bertanya, wakil ku yang kuberi amanah kerja nya apa? Sambil mereka bekerja. Sementara, yang di atas sana menganggap 300rb perbulan ,selesai masalah. 300rb sebulan pelepas dahaga sesaat. Yang akan mengalir sungsang ke atas. Tapi mereka tetap bekerja.Tanpa slogan kerja kerja kerja. Indonesiaku di atas punggung rakyat kecil, yang punggungnya penuh luka deraan kenaikan harga.

Antonio Samaran

Dalam hal politik dinasti, politisi Pakistan banyak belajar dari kita. Di tingkat nasional ada dinasti Soekarno yg diwakili Megawati dan menurun ke Puan. Dinasti Soeharto menurun ke Tommy meski kurang berhasil tapi seharusnya cukup punya daya tawar politik. Yg sangat berhasil tentunya Prabowo kalo beliau boleh dianggap berasal dari trah Soharto. Dinasti Cikeas ada AHY dan Ibas. Dinasti Jkw sdh muncul anak dan menantu. Hanya keluarga Habibie yg sampai saat ini bersih dari politik. Kalo Mbak Yeni seharus cukup terlibat tapi kelihatannya tidak terlalu ambisius. Kalo tingkat daerah jangan ditanya jumlahnya. Mungkin politisi Pakistan perlu belajar banyak dari Jkw jurus menaklukkan lawan politik dan jadikan mereka sbg bawahan. Ini termasuk jurus sakti mandraguna yg jarang ada di dunia persilatan lain.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO