JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, Jawa Timur, melakukan digitalisasi terhadap 15 kitab kuno. Hal itu dilakukan untuk mencegah kitab-kitab tersebut dari kerusakan. Mengingat, kitab kuno semakin hari semakin rawan hancur karena faktor usia.
Digitalisasi itu dilakukan Ponpes Tebuireng bekerja sama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta melalui Program Dreamsea. Belasan kitab yang didigitalkan adalah naskah manuskrip atau tulisan tangan. Di antaranya kitab fiqih tulisan tangan era KH. Hasyim Asyari. Ada juga mushaf Al-Quran tulisan tangan dari timur tengah dari abad ke-19.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Peneliti PPIM UIN Jakarta, Abdullah Maulani (27), mengungkapkan pentingnya digitalisasi tersebut karena Tebuireng merupakan salah satu pesantren legendaris yang menyimpan banyak kitab kuno.
"Digitalisasi itu agar kitab tersebut bisa dinikmati oleh semua orang di kemudian hari," ujar Maulani melalui keterangan tertulis, Selasa (24/05/2022).
"Kitab-kitab kuno ini memiliki khazanah dan keistimewaan, sehingga perlu disampaikan kepada masyarakat. Maka perlu adanya digitalisasi," imbuhnya.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Maulani mengungkapkan beberapa kendala saat proses digitalisasi adalah adanya kitab yang sudah sobek karena faktor usia. "Dalam sehari kami hanya bisa mendigitalisasi sekitar 500 halaman saja," terangnya.
Mohamad Anang Firdaus (32), Ketua LP2M Mahad Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng, mengapresiasi Program Dreamsea PPIM UIN Jakarta. Pihaknya sangat terbantu dengan adanya digitalisasi tersebut sehingga kitab-kitab kuno bisa dipelajari serta dinikmati generasi selanjutnya.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Adapun digitalisasi kitab kuno di Perpustakaan Pesantren Tebuireng sudah dimulai sejak tanggal 20 hingga 29 Mei mendatang.
Sekadar informasi, Tebuireng terkenal sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia. Pesantren yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari itu menyimpan banyak koleksi kitab kuno di perpustakaannya.
Skriptorium atau praktik penulisan dan penyalinan teks-teks keislaman di Ponpes Tebuireng sudah dilakukan sejak masa silam. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya tulisan tangan para santri dan ulama lokal yang dihasilkan selama ratusan tahun lamanya. (mdr/mar)
Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News