Rakyat China 1,402 Miliar, Tiongkok Ekspor Rakyat ke RI, Natalie Dikecam Hina Tukang Las

Rakyat China 1,402 Miliar, Tiongkok Ekspor Rakyat ke RI, Natalie Dikecam Hina Tukang Las Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China bekerja di pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (ilustrasi). Foto: Republika

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Populasi penduduk China terus membengkak. Kini jumlahnya mencapai 1,402 miliar. Presiden Repuplik Rakyat Tiongkok Xi Jinping pusing. Karena jumlah penduduk yang sangat besar itu tidak hanya butuh banyak lowongan kerja, tapi juga membuat bumi China kian sumpek.

Maka Xi Jinping yang Sekretaris Jenderal Partai Komunis itu terus mencari jalan keluar. Salah satunya jalan adalah mengekspor rakyatnya ke negara lain dengan dalih menanam investasi.

Nah, Indonesia menjadi salah satu sasaran empuk investasi China. Tak aneh, jika gelombang tenaga kerja China ke Indonesia makin besar. Banyak sekali video dan foto mereka beredar di media sosial saat mereka keluar dari pesawat udara di beberapa bandara di luar Jawa.

"Wajahnya kumuh, tak bisa bahasa Indonesia," kata Wildan, warga Konawe, Sulawesi Tenggara kepada BANGSAONLINE.com. Ia mengaku memergoki langsung rombongan orang China yang baru turun dari pesawat.

"Hampir tiap minggu datang berombongan," tuturnya lagi sembari menegaskan bahwa ia mengaku menemukan di beberapa bandara karena dia sering naik pesawat untuk ceramah di berbagai tempat.

Selama ini pemerintah memang tak pernah terbuka soal gelombang TKI China itu. Bahkan pemerintah terkesan melindungi mereka. Tentu publik masih ingat ketika pemeritah sangat ketat melarang warga Indonesia bepergian saat pandemi . Ternyata terbetik informasi sebanyak  500 TKA Cina datang ke Sulawesi Tenggara. 

"Rakyat sendiri dilarang bepergian, sedang rakyat China dibiarkan bebas berkeliaran di Indonesia," demikian kecaman yang marak di media sosial. 

Publik langsung menuding Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi ( dalangnya. Tapi Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi mengatakan rencana kedatangan dari 500 TKA Cina ke Sulawesi Tenggara adalah untuk kebutuhan penyelesaian pembangunan proyek industri agar dapat segera rampung. "Sehingga bisa mulai menjadi salah satu pencipta lapangan kerja dan sumber pendapatan, pembangunan daerah disana," ujarnya kepada Tempo, Kamis 30 April 2020.

(. Foto: Antara)

Jodi menegaskan dengan kedatangan TKA asal Cina tersebut tak ada sangkut paut dengan . Menurut dia, dengan adanya pembangunan di wilayah Sulawesi akan memberikan banyak multiplier effect dan menggerakan aktivitas sosial ekonomi masyarakat setempat.

Pemerintah bisa saja membuat seribu alasan. Tapi lama-lama publik makin paham dan gelisah. Bahkan mantan Kepala (BIN), , terang-terangan mengbongkar masalah tenaga kerja China itu ke publik. 

"Kok kita nggak sadar-sadar gitu loh. Bukan apa, saya orang intelijen, saya bisa membaca. Pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, di Sulawesi, sampai Papua nggak akan pernah kembali ke sana (China- Red). Pasti di sini," ungkap Bang Yos, panggilan , dalam video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun.

"Di Tiongkok punya anak dua, yang anak kedua ini kayak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah. Nah di sini dia bikin anak sebanyak-banyaknya. Artinya, jangan sampai kita ini nggak sadar-sadar akhirnya mereka yang mayoritas, bukan kita," tegas Bang Yos.

memprediksi ada potensi jumlah akan terus berkembang. Bahkan bisa menjadi mayoritas di Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu khawatir Indonesia mengalami nasib seperti Singapura dan Malaysia. Yang kini dikuasai orang keturunan China atau Tiongkok.

Namun peringatan dini itu justru diserang oleh , Politikus Partai Solidaritas Indonesia (). 

"Saya menyayangkan seseorang sekaliber Bang Yos (sapaan , red) yang memiliki karir panjang di militer dan pemerintahan serta pernah dipercaya Presiden Jokowi sebagai Kepala BIN bisa membuat pernyataan yang begitu rasis, tendensius, dan berlawanan dengan realita dan juga data," ujar Grace seperti dikutip dari YouTube Cokro TV, Senin (30/5/2022).

Grace terus membela China. "Tukang las yang dibutuhkan bukan tukang las biasa, melainkan harus punya sertifikasi dan kemampuan khusus," kata Grace dikutip depok.inews.id,

Grace menegaskan, apa yang disampaikan tidak bisa dibenarkan dan berpotensi memecah belah bangsa. "Pernyataan Bang Yos sangat rasis dan berpotensi memecah belah persatuan bangsa," tegasnya.

(. Foto: Jawa Pos)

Menurut Grace, tenaga kasar seperti contohnya tukang las pada sebuah proyek, harus punya keahlian khusus.

Pernyataan yang mantan Ketua Umum itu langsung menuai banyak kecaman. bukan saja dianggap tak punya rasa nasionalisme, tapi juga dianggap menghina tukang las pribumi.

“Asal lo tahu Grace, klo cari tukang las di Indonesia banyak yang lebih pintar dari ,” tulis Anony.

“Cuma di rejim ini China makin ngelunjak,” tulis Neng Jumi.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo turut mengeritik . “Jadi ini Sis Grace bela Apa?AMBYAR,” sindir Roy Suryo.

Roy Suryo justru membenarkan apa yang disampaikan Bang Yos. Menurut dia, Bang Yos benar dan sesuai fakta.

"Apa yg disampaikan Bang Yos soal "" ini memang Benar & Patut diwaspadai, Meski telat krn sdh Ribuan yg datang," cuit Roy Suryoi di akun Twitter @KRMTRoySuryo2, Selasa, 31 Mei 2022.

“Disamping mengambil Hak TKI utk jadi Pekerja, Faktanya mereka2 adalah Unskilled Labour yg secara UU tdk boleh didatangkan,” tegas pakar telematika itu.

Jadi, tegas Roy Suryo, tidak hanya mengambil hak tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja, tetapi juga tidak memiliki keahlian khusus.

Menurut dia, kehadiran yang minim keterampilan telah melanggar Undang-Undang. Karena itu harus diwaspadai.

Lalu bagaimana respond Bang Yos yang dituding rasis oleh ? "Saya nasionalis sejati, bukan rasis," ujar Bang Yos saat dihubungi Warta Ekonomi, Selasa (31/5/2022). (tim)

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO