Selamatkan Mata Pencaharian Petani Tembakau, Bupati Pamekasan Teken Petisi Together We Grow

Selamatkan Mata Pencaharian Petani Tembakau, Bupati Pamekasan Teken Petisi Together We Grow Bupati Pamekasan bersama ratusan petani tembakau menandatangani petisi Together We Grow: Selamatkan Mata Pencaharian Petani Tembakau.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Bupati H. bersama ratusan petani menandatangani petisi "Together We Grow: Selamatkan Mata Pencaharian Petani Tembakau", yang dilaksanakan di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, Kabupaten , Sabtu (18/6/2022).

Tampak hadir, Soeseno selaku Ketua umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) (APTI), Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Peternakan (DKPPP) Ajib Abdullah, dan DR Zainal Abidin, Dosen Ekonomi Pertanian Universitas UPN Veteran Surabaya yang juga ikut menandatangani petisi tersebut.

mengatakan, petisi itu sebagai komitmen bersama memperjuangkan bukan hanya sebagai sumber pemberdayaan ekonomi, namun juga budaya dan warisan yang telah mendarah daging.

Ia menjelaskan, menanam bagi para petani sama dengan menanam harapan. Apalagi mengingat beberapa bulan terakhir, petani dihantui oleh cuaca yang tidak bersahabat, membuat mereka kesulitan menanam . Alhasil, tanam raya di sebagian besar daerah nusantara, yang biasanya dapat dilakukan di bulan April-Mei, mundur hingga akhir Juni.

"Melalui acara dan pertemuan ini, mari kita kuatkan komitmen dan kolaborasi memajukan . Kita bersyukur masih tetap bisa melaksanakan gelar tanam, semoga diberikan rezeki berlimpah bagi para petani ," jelasnya.

, panggilan bupati penuh prestasi itu menambahkan, Pemerintah Daerah Kabupaten berkomitmen untuk membantu menyejahterakan petani sebagai bagian dari prioritas pembangunan perekonomian desa. Diakuinya, perlu cara yang konkret untuk memenuhi komitmen tersebut.

"Kami bantu fasilitasi pelatihan melinting bagi para pekerja , kami bantu peralatannya, kami berikan akses penyertaan modal dengan bunga rendah, kami sediakan marketnya lewat keberadaan warung mitra rakyat. Ayo kita bergandengan tangan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah agar kita makmur bersama-sama demi kualitas hidup yang semakin lebih baik," tegas .

Bahkan, Pemkab kini tengah menyusun grand design kawasan industri hasil (KIHT). menyebutkan bahwa KIHT adalah bukti nyata komitmen pemerintah menyiapkan fasilitas bagi ekosistem peran sehingga terwujud kerja sama lintas elemen, instansi dan organisasi.

"Maka kita jangan saling curiga, mari bersama-sama kita berjuang. Kita wujudkan kerja sama tripartit : petani, pemerintah dan pabrikan. Kita pastikan manajemen produksi dan harga dapat berjalan baik. Semua sesuai porsi dan tanggungjawab," ujarnya.

Sementara Soeseno, Ketua DPN APTI mengatakan, saat ini harapan menanam petani tidak hanya terhalang guyuran hujan yang menyebabkan kematian tanaman . Namun kondisi saat ini, tanaman diterjang berbagai isu negatif. Mulai dari isu kesehatan hingga pencemaran lingkungan. Belum lagi ratusan regulasi nasional maupun regional yang berdampak pada petani di sisi hulu ekosistem peran.

"Kita para petani harus bersatu menyelamatkan . Tembakau telah memberikan kontribusi dan sumbangsih yang cukup besar bagi penerimaan negara. Termasuk penyerapan tenaga kerja. Ada 2,5 juta petani , 1,5 juta petani cengkeh, dan sekitar 2 juta tenaga kerja manufaktur hingga industri kreatif yang diserap oleh ekosistem peran. Mari kita berjuang agar nusantara tetap lestari. Kita serukan bahwa petani di kabupaten ini tetap eksis. Madura sebagai jantung peran nasional, masih hidup, masih semangat menanam," tutur Soeseno.

Ia menambahkan bahwa adalah kultur, budaya yang telah diteruskan turun-temurun di Madura. Sehingga menanam bagi masyarakat Madura adalah bagaimana budaya itu hidup dan berkembang.

"Dengan segala regulasi yang belum berimbang dan menekan, kita tunjukkan bahwa kita masih tetap semangat menanam, hidup petani ," tegas Soeseno.

Ketua (APTI) Samukrah mengungkapkan, meski cuaca kurang bersahabat namun beberapa petani ada yang menanam hingga tiga kali, karena tanaman pertama dan kedua mati akibat hujan. “Mereka yang masih tetap menanam hingga tiga kali, karena petani optimistis hujan berhenti pada akhir Juni dan pada Juli cuaca cerah dan semoga tidak ada hujan,” ujarnya.

sebagai sentra produksi (menyumbang kontribusi 60 persen) yang juga mendukung ketersediaan nasional, tahun ini diperkirakan lahan yang sudah ditanami seluas 1.400 hektare. Dibandingkan Juni 2021 lalu, karena saat itu cuaca bagus, luas lahan yang ditanami sebanyak 15.000 hektare. Sementara luas areal yang tertanam pada 2021 lalu, hampir 24.000 hektare.

"Sampai hari ini, sudah menjadi bagian erat dari keseharian masyarakat . Mari kita lestarikan!," ajak Samukrah. (dim/ari)

Lihat juga video 'Murah Meriah, Wisata Lembah Djati Tawarkan Kebun Bunga dan Spot Foto Instagramable':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO