Di Depan Komisi VIII DPR, Kiai Asep Tolak LGBT dan Minta Madrasah Dicantumkan di UU Sisdiknas

Di Depan Komisi VIII DPR, Kiai Asep Tolak LGBT dan Minta Madrasah Dicantumkan di UU Sisdiknas Prof Dr KH Asep Saifuddin Cahlim, MA dan para pengurus Pergunu saat audensi dengan Komisi VIII DPR RI di Senayan Jakarta, Rabu (22/6/2022). Foto: MMA/bangsaonline.com

JAKARTA, BANGSAONLLINE.com – Persatuan Guru Nahdlatul Ulama () terus memperjuangkan rekomendasi Kongres III, yang antara lain menolak legalitas Lesbian, Gay, Biseksual, danTranseksual () serta draft UU Sisdiknas yang menghilangkan frasa . Dipimpin langsung Prof Dr , MA, menyampaikan aspirasi penolakannya ke DPR RI di Kompleks Senayan Jakarta, Rabu (22/6/2022).

dan para ketua PW dari berbagai daerah itu tiba di Gedung DPR RI Senayan Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka diterima Ketua Yandri Susanto yang didampingi Wakil Ketua Ace Hasan Syadzily dan Moekhlas Sidik.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Begitu dipersilakan menyampaikan aspirasinya, Dr Aris Adi Leksono, Sekjen , mengemukakan poin-poin penting rekomendasi . Antara lain agar frasa dikembalikan dan ditaruh pada Batang Tubuh UU Sisdiknas. Selain itu Aris menyampaikan usul tentang pentingnya pemerintah membentuk Komisi Perlindungan Guru.

“Karena kalau ada masalah di sekolah, cenderung dibawa ke kriminal dan yang disalahkan guru,” kata Aris Leksono.

Belum lagi soal kesejahteraan guru yang minim. Menurut dia, gaji guru sangat rendah, “Gaji guru Rp 200 ribu dan Rp 300 ribu perbulan,” kata Aris Leksono.

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

Aris Leksono juga menyampaikan rekomendasi Kongres yang menolak secara tegas .

Setelah menyampaikan pengantar dan memperkenalkan rombongan, Aris Leksono mempersilakan Ketua Umum Saifuddin Chalim untuk menyampaikan rekomendasi Kongres secara lengkap.

(Yandri Susanto dan para pengurus )

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

menegaskan bahwa adalah lembaga pendidikan yang keberadaannya jauh lebih tua dari usia kemerdekaan Republik Indonesia. juga merupakan kekayaan dan ciri khas bangsa Indonesia yang telah banyak berperan membangun moral bangsa Indonesia.

Tapi pemerintah cenderung mengabaikan dan diskriminatif terhadap . Karena itu pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu minta agar frasa dicantumkan di Batang Tubuh UU Sisdiknas, bukan di poin penjelasan.

Menurut , banyak sekali konsekuensinya, jika frasa itu tak dicantumkan di Batang Tubuh UU Sisdiknas. Diantaranya pemerintah daerah ketakutan untuk mengeluarkan Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) kepada .

Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto

“Alasannya mereka mengaku tak punya payung hukum,” kata . Padahal, tegas , sudah ada keputusan Mendagri yang intinya memperbolehkan.

sendiri mengaku telah berusaha meyakinkan bahwa sebenarnya payung hukumnya sangat kuat. Yaitu Preambule UUD 45. Tapi para kepala daerah tetap tak berani. 

Akibatnya, tak dapat bantuan  BOSDA, sedang SMA , SMP dan lainnya dapat bantuan. Sehingga kalah, karena karena muridnya tak bisa gratis. Sedang sekolah lain justru gratis.

Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah

juga mempertegas penolakannya terhadap legalitas . Menurut dia, itu bertentangan dengan Pancasila yang sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa. “Kalau di Amerika tak masalah. Tapi kalau di Indonesia bertentangan dengan Pancasila,” tegas sembari menegaskan bahwa semua agama menolak .

menyitir Hadits yang artinya: Ada tiga kelompok manusia yang tak akan masuk surga. Pertama, orang yang menyakiti orang tuanya.

Kedua, seorang suami yang tak punya rasa cemburu.

Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana

Ketiga, seorang laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki.

Paparan itu mendapat tanggapan dari semua anggota DPR RI.

Baca Juga: Ikfina, Cabup Incumbent Mojokerto Kalah, Gus Barra Persiapan Pidato Kemenangan

Yandri Susanto selaku ketua menegaskan bahwa langkah menyampaikan penolakan dan draft UU Sisdiknas ke sudah benar. Karena komisi yang ia dipimpin, memang membawahi masalah sosial dan agama. Yandri berjanji akan memperjuangkan aspirasi dan pengurus .

“Posisi ada di Batang Tubuh dalam UU Sisdiknas saja kondisinya sangat memprihatinkan. Apalagi kalau hilang dalam RUU Sisdiknas. Tentu posisinya semakin lemah,” kata Yandri yang juga Wakil Ketua Umum PAN.

Yandri juga minta agar Kementerian Keuangan juga membuka blokir dana inkubasi kemandirian madrasah dan pesantren. Karena dana tersebut sangat berguna dan dinantikan oleh pesantren dan madrasah.

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

“Kami meminta agar Kementerian Keuangan segera membuka blokir dana madrasah dan dana pondok pesantren. Karena dana tersebut sangat dibutuhkan,” tegas Yandri yang mengaku tak habis pikir kenapa Menteri Keuangan memblokir dana tersebut.

Pantauan BANGSAONLINE.com saat mengikuti audensi tersebut di komplek Senayan Jakarta, bukan hanya Yandri yang mendukung aspirasi . Semua anggota yang terdiri dari berbagai latar belakang partai dan agama juga mendukung.

Bahkan banyak yang mengaku senang atas kehadiran dan rombongan. Mereka mengaku mendapat vitamin dan energi. Menurut mereka, respon dan aspirasi itu telah menjadi kekuatan bagi anggota untuk memperjuangkan frasa dan menolak . Apalagi banyak di antara anggota DPR itu yang mengaku back ground pendidikannya madrasah.

Begitu juga soal . Mereka sepakat menolak orientasi sosial yang menyimpang itu. Malah diantara anggota DPR RI ada yang curiga jangan-jangan dan penghilangan frasa di UU Sisdiknas itu sengaja dilakukan dengan modus mengetes reaksi rakyat Indonesia. Kalau reaksinya kecil mereka akan jalan terus tapi kalau reaksinya besar mereka akan berhenti.

Ali Ridho, salah satu anggota DPR RI, menengarai ada kekuatan internasional yang sengaja intevensi kepada pemerintah Indonesia agar tak dihalang-halangi. Bahkan kekuatan internasional itu telah berusaha menekan pemerintah Indonesia agar tidak melarang kegiatan di negara yang berideologi Pancasila ini.

Karena itu ia mengaku mendapat energi atas kedatangan . Ia berjanji akan memperjuangkan aspirasi yang disampaikan dan rombongan pengurus .

pun mengaku bersyukur dan berterimakasih karena ternyata semua anggota yang terdiri dari berbagai parpol dan agama itu menerima dan mendukung rekomendasi Kongres III

Rombongan terdiri dari KH Mujib Qulyubi, Dr Fadly Usman, Aris Adi Leksono, Akhmad Zuhri, Dr Saepulloh, Dr Baiq Mulyanah dan para ketua PW dari berbagai daerah, (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO