JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Minat orang tua untuk memondokkan putra-putrinya ke pesantren terus meningkat. Bahkan grafik peningkatan itu naik sangat tajam dan drastis. Maklum, kini pesantren telah menjadi pendidikan modern dan terlengkap mata pelajarannya, di samping menjadi lembaga pendidikan alternatif paling efektif untuk penempaan akhlak dan agama.
Salah satu pesantren favorit di Indonesia adalah Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Pesantren yang didirikan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari pada 3 Agustus 1899 itu kini menjadi pilihan banyak orang tua untuk memondokkan putra-putrinya.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Akibatnya, banyak calon santri yang tak tertampung karena keterbatasan gedung atau sarana dan prasarana. “Tahun ini ada 800 calon santri yang tak tertampung,” kata Kusnadi, seorang ustadz yang membidangi penerimaan santri baru saat menyampaikan laporan dalam acara Silaturahim Pengasuh dan Wali Santri di Masjid Ulul Albab Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Ahad (26/6/2022).
Hampir tiap tahun, setiap penerimaan santri baru, selalu ada calon santri yang tak tertampung di Pesantren Tebuireng. Dan jumlahnya sangat besar.
Menurut Kusnadi, ada 11 unit pendidikan di Tebuireng. Mulai MadrasahTsanawiyah, SMPT, Madrasah Aliyah, SMA, Muallimin, SMK, perguruan tinggi dan lainnya.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Santri baru yang tertampung tahun ini sebanyak 1.700 orang lebih. Catatan BANGSAONLINE.com, sejak Pesantren Tebuireng diasuh KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) sebenarnya telah banyak mencari solusi. Problem yang paling sulit diatasi karena lahan di sekitar Pesantren Tebuireng adalah perkampungan padat sehingga sulit mencari lahan baru untuk membangun gedung sebagai pengembanga pesantren.
Gus Sholah kemudian mendirikan cabang pesantren Tebuireng di berbagai daerah. Bahkan mencapai sekitar 15 pondok pesantren baru, termasuk di luar Jawa. Kebijakan Gus Sholah itu diteruskan oleh KH Abdul Halim Mahfudz (Gus Kikin), pengasuh Pesantren Tebuireng yang sekarang.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
(Pertemuan wali santri baru di Tahun Pelajaran 2022/2023 MTs Syalafiah Safiiyah Tebuireng Jombang, Ahad (26/6/2022). Foto: mma/bangsaonline.com)
Kusnadi menuturkan bahwa para calon santri itu tak tertampung karena dua hal. Pertama, faktor daya tampung pesantren Tebuireng yang sudah penuh.
Kedua, karena ada aturan dari Kemendiknas bahwa dalam satu kelas untuk SLTP, seperti Tsanawiyah, SMP dan sederajat, maksimal sebanyak 34 siswa. Sedang untuk SLTA seperti Madrasah Aliyah, SMA dan yang sederajat, maksimal 36 siswa.
Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama
Maka beberapa unit pendidikan di Tebuireng harus membatasi siswa-siswi baru yang diterima. Madrasah Tasnawiyah, milsanya, cuma bisa menampung siswa-siswi baru 7 ruang kelas. Yakni ruang A, B, C, D, E, F, G.
Pantauan BANGSAONLINE.com saat pertemuan Wali Santri Baru di halaman Gedung Madrasah Tsnanwiyah Tebuireng, santri atau siswa baru yang diterima tahun ini terpaksa dibatasi sebanyak 7 ruang kelas. Yang tak tertampung hampir 50 persen dari calon santri atau siswa-siswi Tsanawiyah yang mendaftar.
Kenapa para orang tua menjadikan Pesantren Tebuireng sebagai pesantren favorit. "Karena barokahnya," kata Hj Maimunah Saroh, warga Surabaya, yang mengantarkan putranya ke Pesantren Tebuireng. Yang dimaksud barokah adalah barokah Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy'ari.
Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu
Selain itu tentu sistem pendidikannya yang maju dan bagus. "Para guru atau ustadznya terkenal ikhlas-ikhlas," tutur Maimunah Saroh lagi yang empat putranya dipondokkan di Pesantren Tebuireng semua.
Alasan lain karena Tebuireng pusat Nahdlatul Ulama (NU). Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy'ari adalah pendiri NU. Menurut dia, suatu kebanggaan menjadi santri Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy'ari yang dikenal penuh barakah, pendiri NU dan pendiri Pesantren Tebuireng, disamping juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan RI yang kemudian oleh pemerintah dikukuhkan sebagai pahlawan nasional.
Sementara Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) saat menyampaikan sambutan menegaskan bahwa Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari sangat menekankan silaturahim.
Baca Juga: Sah, Gus Kikin Terpilih jadi Ketua PWNU Jatim dengan Dukungan 88 Persen
“Sampai beliau mendirikan Nadhlatul Ulama,” tegas Gus Kikin yang putra KH Mahfudz Anwar dan Nyai Abidah Ma’shum. Nyai Abidah adalah putri Nyai Khoiriyah, putri Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy'ari. Nyai Khoiriyah dikenal sangat luas ilmunya, bahkan populer sebagai pelopor pesantren putri Indonesia.
Selain itu, tegas Gus Kikin, Hadratussyaikh sangat menekan pentingnya ilmu. Karena itu Hadratussyaikh mendirikan Pesantren Tebuireng.
(KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin). Foto: ist/rm.id)
Baca Juga: Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
Gus Kikin berharap para wali santri membantu dengan doa. “Mohon doanya semoga para santri bisa menjadi penerus generasi yang akan datang,” kata Gus Kikin.
Gus Kikin berharap para santri Tebuireng menjadi orang alim yang mampu memberikan maslahat kepada masyarakat.
Dalam acara silaturahim itu juga dilakukan serah terima santri secara simbolik. Wali santri baru diwakili Baddrutamam, Bupati Pamekasan, yang putrinya menjadi santri baru Pesantren Tebuireng. Sedang penerima santri baru diwakili Ustadz Lukmanul Hakim, Kepala Pondok Pesantren Tebuireng. (MMA)
Baca Juga: Konferwil XVIII Resmi Dibuka, Gus Kikin: PWNU Jatim Siap Optimalkan Potensi dan Tradisi Pesantren
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News