JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Para kiai dan warga NU kini sedang mendapat ujian berat. Bendahara Umum PBNU Mardani Maming jadi tersangka kasus korupsi. Marwah NU pun dipertaruhkan.
Apalagi tiap hari wajah Mardani Maming muncul di media massa. Dengan tangan diborgol dan baju oranye. Sebagai pesakitan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Namun Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mempertahankan Mardani Maming sebagai Bendahara Umum PBNU.
“Ini harus dipahami secara tepat bahwa kita tidak berhentikan. Sekali lagi, kita tidak memberhentikan Mardani Maming dari jabatan bendahara umum karena belum ada syarat yang dipenuhi menurut AD/ART, maupun peraturan organisasi untuk melakukan pemberhentian itu,” tegas Gus Yahya, panggilan akrab Yahya Cholil Staquf, dikutip dari NU TV, Kamis (11/8/2022).
Gus Yahya menempatkan Gus Gudfan sebagai Plt Bendahara Umum PBNU. Jadi Mardani Maming tetap Bendahara Umum PBNU.
Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024
(KH Yahya Cholil Staquf. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Gus Yahya dua kali menyampaikan sikap mempertahankan Mardani itu. Sebelumnya, ia menyampaikan seusai melantik pengurus PCNU Kota Malang.
Respons publik pun berhamburan. Baik dari internal maupun eksternal NU.
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
“Pengurus NU sekarang aneh,” kata Natalius Pigai, Mantan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
“Jika NU itu salah satu lembaga penjaga moral, seharusnya Mardani Maming saat jadi tersangka mestinya dicopot dari bendahara umum NU,” tulis Natalius Pigai di akun twitter pribadinya @NataliusPigai2, Rabu (27/7/2022).
Komentar pedas itu ia sampaikan saat membagikan berita dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika yang kecewa terhadap Gus Yahya karena mempertahankan Mardani Maming sebagai bendahara umum PBNU.
Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali
Bukan hanya PCINU Amerika yang kecewa. PWNU Jawa Timur juga kecewa terhadap PBNU yang mempertahankan Mardani Maming. Sedemikian kecewanya bahkan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdus Salam Shohib (Gus Salam) menyampaikan surat terbuka kepada PBNU.
“Saya Heran Dengan PBNU ( Ketum & Sekjend ), ketika Bendum Jelas-jelas bermasalah Hukum yang bikin Malu organisasi serta meruntuhkan Marwah Jamiyyah, Sama Sekali tidak ada upaya untuk menertibkanya,” tulis Gus Salam dalam Surat Terbuka berjudul “IRONI” itu.
“Sementara dengan PCNU Jombang (Katib/Cak Rizal) Ketum PBNU Merespon (Mencoret Cak Rizal dari IN seperti Video yang Beredar) dengan tuduhan yang Tendensius, Subyektif tanpa bukti dan penuh asumsi serta hanya berdasarkan info sepihak dari anak buahnya (Oknum Wasekjend Berinisial NH),” lanjut Gus Salam.
Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong
(Mardani Maming. Foto: net)
Yang menarik, PWNU Jawa Timur dan PCNU seluruh Jawa Timur mendeklarasikan sikap anti korupsi. Deklarasi itu ditandantangani dan dibacakan langsung oleh Ketua PWNU Jawa Timur Dr KH Marzuki Mustamar saat haul Gus Dur dan Gus Im di Aula Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari PWNU Jawa Timur di Jl. Mesjid Agung Tim. No.9, Gayungan, Surabaya.
Gus Dur dan Gus Im (KH Hasyim Wahid), adik Gus Dur, adalah cucu Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari, pendiri NU.
Baca Juga: Respons Hotib Marzuki soal Polemik PKB-PBNU
Inilah naskah deklarasi anti korupsi itu:
Deklarasi Anti Korupsi Warga NU
بسم الله الرحمن الرحيم
Baca Juga: Prof Kiai Imam Ghazali: Klaim Habib Luthfi tentang Kakeknya Pendiri NU Menyesatkan
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله
Alim ulama, warga NU dan pondok pesantren wajib menjadi teladan dan penjaga moral melalui pendekatan nilai-nilai dan perilaku anti-korupsi. Dengan Rahmat Allah SWT, Kami, warga Nahdlatul Ulama meyakini bahwa:
Korupsi bukan budaya bangsa.
Baca Juga: PBNU Lantik 669 Pengurus Anak Ranting PCNU Situbondo Berbasis Masjid
Korupsi adalah kejahatan luar biasa
Korupsi merampas hak-hak rakyat untuk sejahtera
Korupsi menyengsarakan rakyat Indonesia
Korupsi haram menurut ajaran Islam.
Kami, warga Nahdlatul Ulama, bertekad membebaskan Indonesia dari korupsi untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera, baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur, sesuai dengan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pada hari ini, kami menyatakan:
Bertekad untuk memegang teguh prinsip-prinsip budaya anti korupsi
Menjunjung tinggi nilai-nilai anti korupsi dalam sikap dan perilaku sehari-hari
Menciptakan generasi muda NU antikorupsi
Mengutuk segala bentuk perilaku korupsi
Mendukung sepenuhnya, pembangunan Zona Integritas di lingkungan NU menuju organisasi Bebas dari Korupsi
Berkomitmen untuk menyelenggarakan Konferensi Wilayah, Cabang dan Majelis Wakil Cabang NU di Jawa Timur yang berintegritas, jujur dan bersih.
Bertekad menjadikan Indonesia sebagai negeri yang bersih tanpa korupsi.
Surabaya, 11 Agustus 2022
PWNU Jawa Timur
Ketua Tanfidziyah
KH Marzuki Mustamar
Deklarasi anti korupsi NU itu selain ditandatangani KH Marzuki Mustamar selaku Ketua PWNU Jatim, juga ditandatangani PCNU se-Jatim, serta lembaga dan banom di bawah PWNU Jatim.
Menurut Gus Salam, deklarasi ini dilakukan dalam rangka menyongsong Konferwil PWNU Jawa Timur. Ia mengatakan bahwa deklarasi ini akan menjadi kenyataan jika semua elemen dapat menyadarkan diri dan kelompoknya.
"Apa yang dideklarasikan ini bukan sebuah impian asalkan kita semua PWNU, PCNU dan MWCNU mampu menyadarkan diri dan pasukan kita bahwa sudah waktunya membersihkan proses Konferwil ini dari money politics. Asalkan punya kemauan yang sama," tegas Gus Salam dilansir NU Online. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News