Mengejutkan, Lazisnu Sebut 25 Ponpes di Situbondo Fiktif, Ini Tanggapan Kemenag

Mengejutkan, Lazisnu Sebut 25 Ponpes di Situbondo Fiktif,  Ini Tanggapan Kemenag Kasubag TU Kemenag Situbondo, Imam Turmidi, S.Ag, M.Hi, saat diwawancari Syaiful Bahri, wartawan HARIAN BANGSA di Situbondo, Rabu (31/8/2022). Foto: bangsaonline.com

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Ketua Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Situbondo, H. Rusdiyanto Zulfikar, mengungkapkan temuan monitoring mengejutkan. Menurut dia, ada 25 Pondok Pesantren (Ponpes) fiktif di Situbondo.

Rusdiyanto menyampaikan temuan itu kepada wartawan di Gedung PCNU Situbondo, Rabu (31/08/2022).

Baca Juga: Satu Jamaah Haji dari Situbondo Meninggal di Madinah

Temuan itu berdasarkan hasil monitoring Lazisnu Situbondo hingga tingkat ranting ke ponpes-ponpes di Situbondo. “Berdasarkan hasil monitoring Lazisnu ternyata Ponpes yang didaftarkan ke Kemenag ditemukan banyak ponpes fiktif, ada pondoknya, tidak ada santrinya,” kata Rusdiyanto.

“Dari jumlah total ponpes yang terdaftar ada 202 Ponpes, ternyata ada 25 ponpes tidak ada santrinya, tidak ada aktivitas apa-apa, 30 Ponpes ada santrinya di bawah 15 orang. Ada Cuma 7 ada cuma 6 orang,” ujar Rusdiyanto.

Rusdiyanto menduga Kemenag berdasarkan data yang lama. “Kerancuannya ada yang dikatakan pondok pesantren ada pesantren , disinilah banyak data yang masuk di Kemenag. Harusmya diverifikasi ulang,” tegas Rusdiyanto.

Baca Juga: Berangkatkan 863 CJH, Bupati Karna Berpesan Jaga Niat dan Nama Baik Situbondo

Namun Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Situbondo menyangsikan pernyataan tersebut. Kemenang merasa tidak ada urusan dengan lembaga amil zakat itu.

Kasubag TU Kemenag Situbondo, Imam Turmidi, S.Ag, M.Hi, langsung melakukan klarifikasi kepada HARIAN BANGSA. Ia menyayangkan pernyataan Rusdiyanto itu. Menurut dia, seharusnya Lazisnu mengurusi zakat, bukan pesantren.

“Kita menyangsikan itu, termasuk dari mana sumber data itu. Karena kita selama ini tidak pernah mengeluarkan selebaran data itu bebas, karena eksistensi Ponpes ada pada aplikasinya, semuanya ada di aplikasi itu,” kata Imam Turmudi.

Baca Juga: Kemenag Situbondo Bagikan 868 Koper CJH 2024: 859 Orang Melunasi dari 1.173 Kuota

Apakah ada pesantren yang tidak ada santrinya? Imam menjawab, “Memang ada, dulu sempat ramai. Kiainya meninggal, tidak ada pengasuhnya, ditinggal anak-anaknya. Jadi didata, pondok itu ada, dulu sempat didaftar, sekarang tidak ada santrinya. Jadi bukan pondok baru, harus dibedakan mana lama mana baru. Lama tidak ada santrinya oke,” jawab Imam.

Imam menjelaskan update terhadap pesantren dapat dilakukan melalui aplikasi tersebut. “Setiap pesantren, terutama yang lama dipersilakan memperbaharui datanya. Seperti nomor statistik pesantrennya, dengan dilampiri fasilitas-fasilitas yang ada, jumlah santri, jumlah guru, materi yang diajarkan,” katanya.

Menurut Imam, update itu dilakukan terus secara berkala seperti mengisi IMIS-nya.

Baca Juga: Bahas Gaji Terhutang Rp7,6 Miliar, DPRD Situbondo Fasilitasi Pertemuan Kemenag dengan Guru Non-ASN

“Itu dilakukan setahun 2 kali,” katanya.

Ia mengaskan bahwa pesantren tidak bisa mengisi secara fiktif. Proses dari awal upload melalui aplikasi, ada verifikasi faktual dari Kemenang kabupaten, kemudian dikirim ke Kanwil. Kanwil masih mengecek lagi. Setelah itu dikirim ke Pusat. Setelah di cek selesai.

“Gak bisa ngisi fiktif,” kata Imam.

Baca Juga: Soal 25 Ponpes Fiktif di Situbondo, Ketua PCNU Ingatkan Kemenag: Uang Negara Jangan Salah Sasaran

Apakah ada pesantren yang tidak memperpanjang izin ? Imam menjawab, “Ada. Pesantren ada, tidak ada santrinya. Pondok yang ini diklasifikasikan aktif tidak aktif,” tuturnya.

Apakah pondok fiktif bisa mendapat bantuan ? Imam memberikan contoh. “Satu pondok di Mlandingan, ngajukan langsung kesana, ketika ngajukan diberikan karena pondoknya ada. Karena berjalannya waktu santrinya berkurang. Ketika mengajukan penuh, saat ini tidak ada santrinya, akhirnya kit cancel itu,” papar Imam.

Menurut dia, pesanttren yang mengajukan rekom untuk permohonan bantuan, dilihat dulu.

Baca Juga: Uang Koperasi Kemenag Situbondo Rp 2 Miliar Diduga Raib Disalahgunakan

“Kalau aktif kita kasih, kalau tidak aktif ya tidak,” kata Imam.

Imam mengaku akan segera mengecek pesantren yang dianggap fiktif.

“Terkait pesantren fiktif kita akan cek lagi,” janjinya. (Syaiful Bahri) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO