Peringati Bulan Bahasa dan Sastra, Komunitas ini Gelar Kegiatan di Jember Kreatif Laboratorium

Peringati Bulan Bahasa dan Sastra, Komunitas ini Gelar Kegiatan di Jember Kreatif Laboratorium Suasana latihan teater komunitas Bloom Mind untuk persiapan Peka Rasa dalam rangka memperingati Bulan Bahasa.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Bloom Mind, salah satu komunitas perempuan, seni, dan literasi di ini akan menggelar Pekan Kreatif Sastra dan Bahasa (Peka Rasa) pada 27 -5 November 2022. Kegiatan yang berlangsung di Kreatif Laboratorium (JKlab) itu dilakukan dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini.

Ketua Panitia Peka Rasa, Debby Berlian, mengatakan bahwa agenda tersebut memang didedikasikan untuk menyemarakkan peringatan yang jatuh pada 2022. Menurut dia, sebagian besar masyarakat masih belum banyak yang mengetahui tentang peringatan Bulan Bahasa dan Sastra.

"Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia yang jatuh pada belum banyak yang mengetahui, bahkan sebagian besar masyarakat Indonesia itu sendiri. Biasanya, kalangan akademisi, pegiat bahasa, pemerhati bahasa, serta orang-orang yang turut memfokuskan kegiatan dengan hal-hal kebahasaan saja yang mengetahuinya," ujarnya, Rabu (19/10/2022).

Pihaknya bakal menghadirkan budayawan asal yang sudah cukup dikenal, yakni Fathur Rozi (Gus Oong), untuk berbicara mengenai kebudayaan dan bahasa. Secara historis, kata Debby, Bulan Bahasa dan Sastra ditentukan pada saat sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia.

"Alasan dipilih sebagai , merujuk pada sejarah bangsa. Pada bulan , tepatnya 28 yang diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, ditetapkan pula bahasa resmi yang akan digunakan untuk bermasyarakat, yakni bahasa Indonesia," paparnya.

Ia mengungkapkan, Peka Rasa diadakan agar masyarakat luas lebih melek terhadap budaya dan bahasa. Hal ini didorong atas Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mencatat 719 bahasa daerah milik Indonesia, dan 707 di antaranya masih aktif digunakan oleh masyarakat, namun hanya 143 bahasa daerah saja yang diakui UNESCO (The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization).

"Tujuannya tidak lain sebagai bentuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra," ungkapnya.

Selain itu, mengingat dengan ratusan keragaman bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Debby menilai, seharusnya masyarakat akan cenderung memahami arti persatuan lebih dalam.

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO