PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Sekolah Air Hujan di Komunitas Banyu Bening dari Sleman Yogyakarta, Sri Wahyuningsih, menggelar sosialisasi pemanfaatan air hujan untuk kehidupan kepada siswa MAN 2 Pamekasan dan relawan yang berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Senin (31/10/2022).
Sebelumnya, dua personil BPBD dan dua orang dari FRPB Pamekasan sudah belajar di sekolah air hujan di Komunitas Banyu Bening. Namun, BPBD Pamekasan, secara langsung mendatangkan ketua komunitas ke bumi gerbang salam untuk melakukan sosialisasi tersebut.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Sri Wahyuni, yang akrab disapa Bu Ning tersebut menjelaskan, manfaat dari air hujan sangatlah banyak, memang ada jurnal yang rilis terkait dengan tidak boleh mengkonsumsi air hujan, karena 70 persen terkontaminasi dengan tinja.
"Yang pertama dari UNICEF, bagaimana jurnalnya menyampaikan air kita ini 70 persen terkontaminasi tinja, sebelum itu, ada muncul lagi suatu statement, dimana air hujan di seluruh dunia ini tidak layak untuk di minum," jelasnya.
Ia mengatakan, inilah salah satu peran kami dari sekolah air hujan bagaimana cara menampung air hujan yang baik karena kondisi kita yang seperti ini.
Baca Juga: Menantu Tega Tusuk Mertua di Pamekasan
"Karena masyarakat ini melihat data tersebut yang menjelaskan air hujan kita tidak layak, kalau di pikir secara mendalam ini aneh, karena air di seluruh dunia ini berasal dari air hujan artinya apa ketika air hujan tidak layak maka air di seluruh dunia ini tidak layak," tuturnya.
Menurutnya, secara fakta, hal ini sangat bertentangan dari rilis jurnal yang menjelaskan air hujan tidak layak untuk dikonsumsi, namun ini menjadikan sebuah tantangan, bagaimana kita bisa menunjukkan data-data tersebut, tidak seperti itu kebenarannya.
"Makanya saya minta kepada adik-adik untuk melakukan riset kecil-kecilan, yang nantinya menjadi big data untuk Pamekasan khususnya, oh ternyata informasi ini tidak tepat," ucapnya.
Baca Juga: Calon Wakil Bupati Pamekasan dari Pasangan Kharisma Hadir dalam Video Dugaan Money Politic
Bu Ning juga memberikan tips sangat sederhana, yang dapat digunakan untuk mengelola air hujan.
Ia menyarankan agar memanfaatkan air hujan dengan intensitas tinggi alias deras apalagi disertai petir. Namun, sebaiknya bukan saat hujan pertama.
Baru saat hujan deras kedua mulai ditampung, setelah menunggu setidaknya 15-20 menit mulai dari hujan turun, kemudian ditampung dan kita lakukan proses penyaringan yang mutlak harus dilakukan.
Baca Juga: Didampingi Pj Bupati, UK Petra Serahkan Proyek Hibah Teknologi Biogas di Taneyan Lanjhang Pamekasan
"Penyaringan diperlukan untuk memisahkan debu-debu halus dalam air tersebut," katanya.
Hasil penyaringan tersebut, lanjut Bu Ning, bisa dimanfaatkan untuk keperluan keluarga dan sisanya bisa disimpan ditempat atau tangki yang harus tertutup rapat.
Selain cara tersebut, Ia menjelaskan, ada cara lain yang bisa digunakan dalam pemanfaatan air hujan itu, yaitu dengan bantuan alat. Proses ini, dilakukan melalui penelitian bersama Universitas Gadjah Mada.
Baca Juga: Bawaslu Pamekasan Tetapkan Adanya Dugaan Money Politic Tim Paslon Kharisma
Dengan alat ini, nantinya air hujan akan disaring melalui 3 tahapan dan tidak perlu menunggu selama 20 menit seperti cara manual.
"Nama alatnya Gama Rain Filter," katanya.
Dirinya mengatakan, proses penyaringan tersebut, tidak hanya menjaga kualitas air hujan, tetapi juga mengurai kandungan mineral yang ada di dalamnya.
Baca Juga: Toko Bangunan dan Rumah di Kabupaten Pamekasan Ludes Terbakar
Air mengandung dua jenis mineral, yaitu asam dan basa. Mineral basa inilah yang biasanya dikonsumsi dan digunakan untuk sehari-hari.
"Meskipun dipisah, Bu Ning menyebut mineral asam air tetap bisa dimanfaatkan, sehingga tidak ada unsur yang terbuang," pungkasnya. (dim/sis).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News