
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro, Lasuri akan mengusulkan penambahan jumlah kuota pupuk bersubsidi kepada pemerintah.
Hal itu, disampaikan politisi Partai Amanat Nasional saat pulang di kampung halamannya, Dusun Nunuk, Desa Pomahan, Kecamatan Baureno Rabu, (9/10/2022).
Baca Juga: Gandeng IPDN Dirikan Sekolah Taruna Pamong Praja Jatim di Bojonegoro, Pj Gubernur Adhy Sambut Baik
Pengusulan tersebut bukan tanpa alasan, dia mengaku sering mendapat keluhan dari warganya tentang terbatasnya pupuk bersubsidi.
Ia menjelaskan, subsidi pupuk jenis ZA dan SP 36 sudah dicabut oleh pemerintah beberapa waktu lalu, tinggal pupuk Urea dan Phonska yang saat ini masih bisa didapatkan petani melalui harga subsidi.
"Itupun jumlahnya sedikit, kami akan minta kuota pupuk Bojonegoro ditambah. Kami akan berangkat ke Jakarta rapat di kantor Kementerian Pertanian, dan meminta kuota pupuk Bojonegoro ditambah," ujar Lasuri di depan ratusan warga Nunuk yang sedang menggelar acara sedekah bumi.
Baca Juga: Kios Pupuk Subsidi di Desa Mander Tuban Diduga Tak Bagikan Jatah ke Petani Selama 13 Tahun
Lusuri menambahkan, meski kuota pupuk ZA dan SP 36 dihapus, namun khusus untuk petani tembakau masih bisa mendapatkan jenis pupuk SP 36 di kios masing-masing desa.
Data diperoleh dari kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro menyebutkan, total kuota pupuk subsidi Kabupaten Bojonegoro yakni sebesar 73.631 ton untuk Pupuk Urea, dan Pupuk NPK sebesar 45.300 ton.
Jumlah itu sudah termasuk dapat penambahan kuota sebanyak 10 persen, namun di lapangan para petani masih kekurangan pupuk.
Baca Juga: Viral! Eksentrik, Masjid An Nahda atau Kebangkitan Bojonegoro, Bikin Penasaran Wisatawan
Salah satu petani di Kecamatan Kanor, Sudardi menyebut, kuota pupuk subsidi yang dibeli dari kios desanya tidak mencukupi untuk memupuk tanamannya. Apalagi pada musim tanam II ini tidak ada paket pupuk organiknya.
"Semua petani kesulitan mendapatkan pupuk. MT I bulan Mei masih dapat organik, sekarang tidak dapat," ujarnya menambahkan. (nur/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News