MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Sejumlah ulama internasional Timur Tengah (Timteng) berkumpul di Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur, Sabtu hingga Ahad (12-13/11/2022). Mereka menjadi pembicara dalam konferensi internasional bertajuk Spiritual Education as Countermeasure to Moral Decadences in the Midst of Social Phenomenon. Yakni pendidikan spiritual sebagai penanggulangan dekadensi moral di tengah fenomena sosial.
Acara itu dikemas dalam Internasional Conference On Research and Community Services (ICORCS) 2022 ke-2. Sebelumnya, IKHAC juga pernah menggelar ICORCS dengan tema 'Strengthening Islamic Humanism in the Context of Society' atau penguatan humanisme Islam dalam kontek sosial. Acara itu digelar di Kampus IKHAC, Sabtu-Minggu (25-26/6/2022).
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
“Memang kita gelar dua kali dalam setahun. Salah satu tujuannya untuk membuka wawasan mahasiswa,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pembina IKHAC kepada BANGSAONLINE.com di sela-sela acara.
Selain itu, tentu juga dalam rangka peningkatan kualitas mahasiswa dan IKHAC sendiri. Terutama dalam menyongsong terwujudnya pembangunan International University.
Menurut Kiai Asep, para nara sumber kali ini sangat istimewa. Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu menjelaskan bahwa ulama-ulama itu sangat populer di Universitas Al Azhar Mesir.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Beliau-beliau itu dikenal sebagai ulama waliyullah. Mukanya bersih-bersih,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com saat ulama itu berada di salah satu kediaman putrinya, Ning Imah, di Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya. Ning Imah adalah istri Dr Mauhiburrohman (Gus Muhib) yang menjabat Rektor IKHAC.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Sabtu (12/11/2022), konferensi internasional itu mengundang puluhan ulama besar dan cendekiawan muslim internasional dari sejumlah negara. Mereka dijadwalkan mempresentasikan pemikirannya di bidang tafsir, tasawuf, ilmu pengetahuan Islam dan pendidikan Islam. Mereka datang dari 4 negara yakni Maroko, Mesir, Sudan dan Syria.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
(Peserta Konferensi Internasional yang digelar di IKHAC Pacet Mojokerto, Sabtu hingga Ahad (12-13/11/2022). Foto: bangsaonline.com)
Mereka adalah Syaikh Dr. Fathi Abdurrahman Hijazi (Al-Azhar University), Syaikh Dr. Muhammad Muhanna ( Al-Azhar University), Syaikh Dr. Yusri Rushdi Jabr Al Hasani (Al-Azhar University), Syaikh Muhammad Ahamad Khotib (Syiria), Syaikh Barqawi (Al-Azhar University), dan Syaikh Ahmad Siddiq (Sudan)
Lalu, Syaikh Dr Syarif Dhou, Syaikh Hassan Al Haj (Sudan), Syaikh Dr. Muhammad Chosy (Maroco), Syaikh Dr. Muhammad Al Romy (Maroco), dan Syaikh Dr. Idris Al Mansyuri (Maroco).
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Syaikh Muhammad Ahmad Khotib dari Syria yang tampil pada sesi kedua banyak memaparkan tentang akhlak Islam, terutama akhlak Rasulullah SAW. Ia menekankan pentingnya mempelajari akhlak Nabi Muhammad. Menurut dia, seorang yang belajar akhlak Islam akan setia pada Islam.
Menurut dia, ada dua hal penting dalam akhlak Islam. Pertama, bagaimana secara pribadi berkhidmat pada Islam. Kedua, bagaimana barkhidmat atau membantu orang lain sehingga bermanfaat bagi orang lain. Itulah inti akhlak Islam.
Dari Indonesia hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak dan Wakil Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra (Gus Bara). Juga hadir Prof Dr Agus Maulana, Pror Dr Said Hamid Hasan, Prof Dr Didi Sukyadi yang semuanya dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Selain mereka tentu saja Rektor IKHAC Gus Mauhiburrahman.
Dalam sambutannya, Emil memaparkan tentang teori perkembangan moral yang dicetuskan Laurence Kohlberg, guru besar Universitas Chicago dan Unversitas Harvard Amerika Serikat. Teori Kolhberg adalah teori yang mengukur tingkatan moral seseorang.
Teori Kolhberg meliputi Prekonvesional, Konvensional, dan Pasca-Konvensional. Dalam teori Kohlberg tahap prekonvensional, orang melakukan sesuatu kegiatan bukan karena membutuhkan hasil, melainkan karena takut dihukum.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Pemahaman itu terus berkembang sesuai tahapannya sampai pada penalaran moral berdasar pada penalaran mujarad menggunakan prinsip etika universal. Bahwa hukum hanya valid bila berdasar pada keadilan.
Menurut Emil, kalau mahasiswa IKHAC sudah tak diragukan lagi moralnya. Karena di pesantren Amanatul Ummah masalah akhlak menjadi prioritas.
Sementara Gus Barra yang menyampaikan sambutan sebelumnya menyatakan bahwa problem sekarang adalah problem akhlak. “Banyak penyimpangan akhlak dan penyimpangan agama,” kata putra tertua Kiai Asep itu.
Baca Juga: Khofifah dan Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus kepada Korban Banjir di Mojokerto
Karena itu, menurut Gus Bara, konferensi internasional ini sangat bermanfaat. Apalagi nara sumber yang hadir punya kapasitas dan otoritas membahas akhlak.
Gus Bara juga mengatakan bahwa para pembicara dari Al Azhar Mesir sangat istimewa karena tiga syaikh yang sangat berpengaruh di Al Azhar bisa didatangkan secara berbarengan. Bahkan, tegas Gus Bara, teman-temannya sesama alumni Al Azhar Mesir kagum dan heran karena IKHAC bisa mendatangkan tiga syaikh sekaligus dari Al Azhar Mesir yang selama ini sangat tidak mungkin.
Menurut Kiai Asep, kehadiran para syaikh Al Azhar itu tak lepas dari komunikasi Rektor IKHAC, Gus Muhib yang alumnus Universitas Al Azhar.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
“Yang berkomunikasi yang rektornya,” kata Kiai Asep. (bersambung/MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News