TUBAN, BANGSAONLINE.com - Aksi penggalangan dana untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat yang dilakukan para seniman pantomim di lokasi Car Free Day (CFD) Tuban terpaksa berhenti, Minggu (4/12/2022) pagi.
Hal ini, dikarenakan ada dua orang yang mengaku sebagai pengelola dan meminta seniman, agar tidak melakukan penggalangan dana di CFD tersebut.
Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners
Salah satu seniman Pantomim Tuban, Arifin mengaku, kecewa terhadap sikap dua orang tersebut yang mengaku sebagai pengelola CFD. Para seniman juga menyayangkan, sikapnya yang membubarkan aksi penggalangan dana untuk korban Cianjur dengan melalui pertunjukkan pantomim.
"CFD ini ruang publik, dimana ruang untuk mengeksplor masyarakat. Tapi apa yang terjadi, ternyata ada oknum-oknum yang bersikap seperti itu," ujar Ipien panggilan akrabnya Arifin kepada wartawan.
Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir
Menurutnya, aksi galang donasi ini sebenarnya tak hanya dilakukan oleh Seniman Pantomim asal Tuban saja. Akan tetapi, performance tersebut dilakukan para seniman di Jawa Timur yang berkolaborasi dengan Johan seniman Pantomim asal Bandung.
Melalui kebersamaan tersebut, kemudian para seniman bersatu menggalang dana untuk korban gempa Cianjur melalui pertunjukkan pantomim.
"Tapi apa yang terjadi baru mulai 5 menit, pertunjukkan kita disuruh bubar. Sangat disayangkan padahal masyarakat atau pengunjung CFD sangat antusias menonton dan mendonasikan uangnya untuk korban gempa Cianjur," ungkap ipien.
Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta
Ia menyampaikan, sebelum dibubarkan para seniman sudah menjelaskan kepada oknum itu bahwa aksi galang dana sudah bekerja sama dengan LazizNU. Namun, oknum itu tetap bersikukuh agar pertunjukkan pantomim disuruh bubar. Padahal pertunjukkan sebelumnya di Lokasi Car Free Night (CFN) tak ada masalah dan para pengunjung juga sangat antusias.
"Sebenarnya aksi galang donasi ini tak hanya di Tuban, melainkan sebelumnya sudah kita lakukan di Gresik. Hari ini di Tuban, lalu besok ke Lamongan dan berlanjut ke Bojonegoro," tambah seniman lulusan Unirow Tuban ini.
Melihat yang dialami para seniman membuat mereka menyayangkan atas kejadian itu. Karena CFD dianggap sebagai ruang publik dan seharusnya digunakan oleh siapa saja untuk mengekspresikan segala hal. Termasuk, kegiatan penggalangan dana untuk korban gempa dengan melalui pertunjukkan pantomim.
Baca Juga: Dua Hari, Dua Pohon Tumbang, Masyarakat Tuban Diminta Waspada
"Dan yang menjadi kecewa kami di CFD itu kan ruang publik. Semua kan bisa mempunyai hak untuk memakai ruang publik itu. Kenapa kita tidak diperbolehkan mengeksplor diri di situ. Alasannya harus ada izin dulu dari pihak dinas terkait," imbuhnya.
Selanjutnya, para seniman juga mengkritik terhadap pengelolaan CFD tersebut. Mereka pun, sangat miris melihat ruang publik di Kabupaten Tuban yang sepertinya sudah di kapling-kapling atau diperjual belikan. Sebab, untuk memakai ruang publik itu masyarakat harus izin.
"Kita harus tahu bahwa konsep CFD sendiri itu bukan hanya untuk jualan seperti pasar. Akan tetapi, tempat yang di mana tanpa kendaraan lewat dan diperuntukkan untuk mengeksplor diri. Seumpama kita akan latihan tari maupun pantomim, apa harus ijin dulu ke orang yang mengaku sebagai pengelola," ungkapnya.
Baca Juga: Puluhan Nasabah Laporkan Pimpinan dan Pengurus Koperasi BMT BUS Tuban
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Kopumdag) Kabupaten Tuban, Agus Wijaya belum memberikan penjelasan detail mengenai peristiwa tersebut. Hanya saja, ia menyampaikan bahwa dua oknum yang mengaku sebagai pengelola CFD seperti foto beredar sudah mengantongi identitasnya.
"Kalau yang pakai kacamata itu pak Heri personil dari kodim, yang pakai topi itu mas Ghozi pengurus CFD Pak," ujar mantan Camat Montong itu. (gan/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News