MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Angka gangguan gizi dan pertumbuhan pada balita di Kabupaten Mojokerto terjun bebas. Berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, kasus stunting turun ke angka 11,6 persen (2022) dari sebelumnya (2021) 27,4 persen.
Kabar ini menyulut semangat pengampu kebijakan setempat yang memproyeksikan kasus stunting hingga nol persen. Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, berterima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi menurunkan stunting di Bumi Majapahit.
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
"Terima kasih banyak untuk semua stakeholder yang berhasil menurunkan angka stunting. Harapannya nanti bisa mengentaskan kasus stunting di Kabupaten Mojokerto hingga nol persen," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Kamis (26/1/2023)
Ia mengungkapkan, percepatan penurunan stunting menjadi perhatian khusus yang dilakukan Pemkab Mojokerto. Berbagai program dan inovasi telah dilakukan oleh tim percepatan penurunan stunting agar semua anak tumbuh dan berkembang optimal, serta mempunyai kecerdasan sehingga siap menghadapi masa depan.
Sejumlah inovasi program percepatan penurunan stunting itu di antaranya Inovasi Kampanye Minum Tablet Tambah Darah bagi remaja putri (Jum'at Ceria), Calon Pengantin Bermasa Depan Emas (Caping Mas), Inovasi Mantau Menu Gizi Bumil dan Balita (Mami Mita), dan inovasi Layanan Terpadu Pranikah (Laduni).
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Tak hanya itu, bupati yang berlatar belakang seorang dokter itu juga telah menyiapkan 2 aplikasi yaitu Aplikasi E-stunting dan aplikasi Si Penting untuk mendukung kinerja tim percepatan penurunan stunting (TPPS). (yep/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News