SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Berbagai pihak menyatakan siap mensukseskan acara Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa, 7 Februari 2023. Diantaranya, tiga kepala daerah wilayah Surabaya Raya yang dikenal sebagai ‘Tri Maskada’.
Mereka adalah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
BACA JUGA:
- Pemkot Surabaya Persiapkan SERR, Penghubung Bandara Juanda ke Pelabuhan Tanjung Perak
- KPK Tetapkan Gus Muhdlor Jadi Tersangka, Pj Gubernur Jatim Hormati Proses Hukum
- Gus Muhdlor Tersangka KPK, Anik Maslachah Menguat di Bursa Bupati Sidoarjo
- Ini Kata Bupati Sidoarjo Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka oleh KPK
Ketiga kepala daerah berusia muda tersebut, mengunjungi Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Minggu siang (5/2/2023). Ketiganya, tampak berbincang serius mengkoordinasikan sejumlah hal, terutama yang berkaitan dengan peran tiga kepala daerah tersebut.
“Kami bertiga hari ini kumpul di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, tadi sudah diskusi dengan Mas Eri Cahyadi dan Gus Yani. Kita sepakat bahwa ini adalah hajat bersama. Kita para kepala daerah sangat antusias menyambut Resepsi Puncak Satu Abad NU,” kata Bupati Muhdlor.
“Alhamdulillah tadi rawuh meninjau langsung Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar,” sambung Gus Muhdlor, sapaan akrab Ahmad Muhdlor Ali.
Ia juga membeberkan, tiga daerah ini sangat lekat dengan NU, sehingga kolaborasi yang dilakukan bukan hanya karena ada event akbar NU, melainkan dibentuk lewat landasan historis yang kuat.
Sidoarjo pada masa lalu adalah salah satu pusat pendidikan Islam tersohor, bahkan KH Hasyim Asy'ari dan Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan pernah mengenyam pendidikan di daerah ini, tepatnya di Pondok Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo.
Surabaya, lanjut Muhdlor, adalah tempat berdirinya NU pada 16 Rajab 1344 atau 31 Januari 1926 di Surabaya. Di Surabaya pula, pda 22 Oktober 1945, terjadi peristiwa bersejarah kala ‘Resolusi Jihad’ dicetuskan KH Hasyim Asy’ari di Surabaya, yang kemudian membakar semangat perlawanan rakyat dalam melawan penjajah.