Pemkab Kediri Bakal Gelar Kontes Lele Jumbo

Pemkab Kediri Bakal Gelar Kontes Lele Jumbo Salah satu pembudi daya ikan lele saat memberi pakan di kolam lelenya. Foto: Ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com dalam waktu dekat ini akan menggelar  dalam rangka peringatan HUT ke-1219 Kabupaten Kediri. Kontes tersebut dihelat untuk memacu produksi ikan lele yang dalam dua tahun belakangan terus mengalami peningkatan.

Nur Hafid, Kepala , mengungkapkan berdasarkan data kurun waktu 2020 hingga 2022, produksi ikan lele di Bumi Panjalu lebih dari 360 ton per tahun.

Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing

Menurutnya, hal tersebut tak lepas dari program yang digagas Bupati Hanindhito Himawan Pramono. Baik itu porgram pendampingan, hibah, hingga pengembangan teknologi bagi pembudi daya perikanan.

“Setiap tahun (produksi lele) meningkat. Ini dampak dari program yang diberikan pada masyarakat,” jelasnya, Selasa (7/3/2023).

Ia mengatakan efisiensi lele terus berkembang dari waktu ke waktu berkat pengembangan teknologi perikanan. Hal itu dapat dilihat dari jumlah ikan yang kini bisa diisi 250 ekor per meter persegi, dari sebelumnya 150 ekor.

Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik

"Indikator lain adanya peningkatan produksi lele di Kabupaten Kediri karena minimnya penyakit ikan selama dua tahun belakangan," terangnya.

Adapun program yang digagas untuk mendeteksi penyakit ikan adalah Si Moli Cekat (aksi mobil keliling cek kualitas air tawar). Program ini bisa dimanfaatkan oleh pem secara gratis.

Muhammad Yusron, salah satu pembudi daya sekaligus Presiden Republik Lele Kecamatan Pare, mengakui angka produksi lele saat ini terus meningkat.

Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton

Dari tahun 2020 hingga akhir 2022 saja, produksi lelenya mengalami peningkatan signifikan. Pada 2018 hingga 2020 lalu, ia mampu memproduksi 150 ton per tahun. Sedangkan pada 2022 lalu sudah mencapai 210 ton per bulan yang menjadi puncak produksi.

“Kalau dihitung omzet, misal harga per kilogram Rp18 ribu sampai Rp19 ribu, ya tinggal kalikan,” ujar Yusron. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO