>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<
Pertanyaan:
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kiai Said yang saya muliakan, saya hendak bertanya tentang apa yang ada di lintasan hati saya. Bagaimana hukum orang yang terkena lintasan hati yang selalu bertanya diri ini murtad/tidak berkali-kali. Kondisi itu membuat saya kesal sehingga dan saya ucapkan dalam bahasa Jawa "Babah Murtad" (Biarin Murtad).
Padahal itu hanya kata-kata sebagai perlawanan saya terhadap hati saya agar saya tidak khawatir mengenai murtad. Dan saya sering bertanya dalam hati kalau kita bertanya tapi kita melontarkan pertanyaan berisikan kata kata kekufuran seperti mencela Islam apakah pertanyaan itu dinilai kufur namun di sisi lain hati tak ingin kufur.
Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?
Wassalamu'alaikum
Iqbal, Surabaya
Baca Juga: Skema Murur, Mabit di Muzdalifah Wajib atau Sunnah Haji? Ini Kata Prof Kiai Imam Ghazali Said
Jawaban:
Wa'alaikumus salam wr. wb.
Mas Iqbal yang sedang mengalami kegundahan hati, perlu diketahui bahwa hukum Islam (fikih) hanya berlaku bagi tindakan atau perbuatan riil manusia. Selama "ungkupan kekufuran" masih dalam dalam pikiran, lintasan, dan kretek hati seperti yang Mas alami, maka ketentuan hukum Islam (fikih) belum bisa ditentukan.
Baca Juga: Minta Kebijakan Murur Dievaluasi, Prof Kiai Imam Ghazali: Hajinya Digantung, Tak Sempurna, Jika...
Hanya saja, jika berkenan, saya anjurkan bapak mencari dan memilih teman yang mumpuni untuk dapat bimbingan rohani, agar "pertanyaan kritis" bapak itu dapat jawaban solutif. Sehingga, problem rohani yang sedang bapak hadapi itu dapat tersalur secara benar dan alami. Mas bisa mendapat bimbingan secara rutin dan terarah.
Untuk sementara, saya saranakan mas bisa membaca Al-Qur'an surat al-An'am: 74-79 yang mengisahkan "keraguan" nabi Ibrahim tentang eksistensi Tuhan. Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih bunyinya seperti ini.
74. dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, ‘Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.
Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?
75. dan Demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar Dia termasuk orang yang yakin.
76. ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: ‘Inilah Tuhanku,’ tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam.’
77. kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: ‘Inilah Tuhanku.’ tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: ‘Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku termasuk orang yang sesat.
Baca Juga: Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi
78. kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: ‘Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.’ Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.’” (al-An’aam: 74-79)
Semoga Mas segera dapat kemantapan iman. Wallahu a'lam.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Laki-Laki Islami 3 Kata Keren, Punya Arti Mendalam, dan Penuh Doa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News