BANGKALAN,BANGSAONELINE.com - KH. Linul Qolbi Hamzah, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Al Muhajirin bersama santri dan masyarakat melakukan ziarah kubur ke makam para waliyullah di tanah Jawa dan Banten. Ziarah yang sudah mencapai 78 makam waliyullah tersebut dilakukan demi keselamatan bangsa dan negara, khususnya dalam rangka menyambut pesta akbar pemilihan presiden dan legislatif.
"Sejak tujuh bulan lalu sampai saat ini terus melakukan keliling ziarah para waliyullah yang ada di tanah Jawa-Banten, bersama santri dan masyarakat," tuturnya kepada wartawan BANGSAONLINE.com, Ahad (2/4/2023)
Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi
Ia menjelaskan, baginya ziarah kubur ke para waliyullah yang telah wafat seperti ngaji langsung kepadanya. Kehadiran fisik KH.Linul Qolbi Hamzah merupakan kewajiban, untuk menerima ilmu dan ajaran dari para waliyullah selain cintanya kepada waliyullah dan ulama.
"Dengan ziarah ke para waliyullah, bermunajat kepada Allah melalui wasilah para waliyullah agar bangsa dan negara tetap aman, damai, sejuk dan masyarakatnya sejahtera serta rezeki umat lancar, apalagi menyambut pesta demokrasi lima tahunan atau di 2024," tuturnya
Bahkan, disaat kehadiran wartawan BANGSAONLINE.com di Pondok Pesantren Hidayatullah Al Muhajirin di kampung Pasarean Bawah, Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya pada malam senin (2/4), sedang bersiap siap akan keliling ziarah ke makam waliyullah pembawa ajaran Islam pertama di Madura Barat, pada pukul 20.15 WIB.
Baca Juga: Dewan hingga Akademisi Desak Polisi Jerat Pembunuh Mahasiswi di Bangkalan dengan Hukuman Mati
Kata KH.Linul Qolbi Hamzah, di sepuluh hari kedua di bulan puasa, ia akan ziarah ke Makam Aeng Mata Ebu, di sana ada waliyullah dan Ratu Ibu Syarifah Ambami istri Raja Cakraningrat abad ke-16. Selepas itu melanjutkan ke Makam Agung Kyai Pragalbo di Desa Plakaran, dan dilanjutkan ke Makam Demung Plakaran yang merupakan orang tua dari Kyai Pragalbo atau Pangeran Plakaran, makamnya berada di Desa Plakaran yang tidak jauh dari Makam Agung.
Dan pada tengah malam itu, KH. Linul Qolbi Hamzah bersama santri dan masyarakat mengakhiri ziarah waliyullah ke Pangeran Musyarrif yang berada di Masjid Agung Arosbaya. Pangeran Musyarrif sendiri merupakan cicit Sunan Ampel, dan menurut sejarah adalah menantu dari Kyai Pragalbo Raja Madura Barat yang pertama kali menyebarkan islam di Madura Barat.
"Ia akan ziarah para waliyullah di lingkungan Kecamatan Arosbaya, yang membawa ajaran islam pertama ke Madura Barat pertama mulai dari Aeng Mata Ebu, Makam Agung, Demang Plakaran dan Pangeran Musyarrif," ungkapnya.
Baca Juga: UTM Kawal Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswi Fakultas Pertanian
Sementara itu, Ustaz Achyar salah satu pengurus Pondok Pesantren dan Pimpinan Ansor Pondok Al Muhajirin memaparkan, bahwa pengasuh sejak awal 2022 sampai saat ini secara terus menerus melakukan ziarah kubur para waliyullah di Madura, Jawa dan Banten yaitu untuk memohon barokah para waliyullah, dan beberapa bulan lalu, telah membawa rombongan masyarakat sebanyak 60 jamaah untuk melakukan umroh ke tanah suci," jelasnya.
Sedangkan, untuk kegiatan pondok di bulan Ramadan 1444 H ini, aktivitasnya seperti puasa tahun kemarin, yaitu tadarusan 24 jam secara bergantian, selain itu pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah Al Muhajirin membagikan daging sapi atau kambing ke santri dan masyarakat. Sampai hari ini sudah dua ekor sapi yang disembelih,dan rencana nanti di malam Nuzulul Qur'an dan malam puasa ke-21," ujarnya.
Dikatakan Ustaz Achyar "Pak Kyai sejak Covid-19 selalu melakukan potong kambing dan sapi, saat corona lagi meningkat hampir tiap hari menyembelih sapi dan kambing, dan di harla NU satu abad, memotong sapi yang harganya Rp100 juta untuk satu ekor," pungkasnya. (uzi/mar/git)
Baca Juga: Mahasiswi di Bangkalan Dihabisi dan Dibakar Kekasih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News